02 Februari 2017

Temukan Makna Cinta dalam Love Is... Karya Puuung

Edited by Me

Februari tiba! Aku ingat tahun lalu aku menulis tentang Hari Kasih Sayang sembari memeriahkan Posting Bareng BBI 2016. Kamu tahu kan, bahwa sebagian orang menganggap merayakan Hari Kasih Sayang adalah haram dan tidak dibolehkan oleh agama. Maka, aku angkat topik itu dan meminta pendapat teman-teman bloger lain tentang Hari Kasih Sayang. Sayangnya, tahun ini BBI tidak mengadakan Posting Bareng lagi dan membuat terobosan baru dengan Read and Review Challenge 2017. Bilapun ada Posting Bareng lagi, apa ya tema yang sekiranya tidak melulu tentang Hari Kasih Sayang di Februari?

Lupakan tentang Hari Kasih Sayang serta segala pro-kontranya dan mari bicara soal kasih sayang itu sendiri. Menurut KBBI V, kasih sayang adalah cinta kasih atau belas kasihan. Nah, aku sebenarnya menginginkan arti yang lebih utuh dari frasa tersebut namun aku malah mendapatkan frasa sebagai arti dari frasa. Lucu sekali. Jadi, lebih baik aku memberikan pendapatku saja. Secara umum, kasih sayang adalah perasaan tanpa pamrih yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dan bisa jadi berlaku sebaliknya. Setidaknya itulah yang kutahu. Dan ternyata definisi cinta dan kasih sayang sangat luas. Aku mendapatkannya dari dua buku berilustrasi karya Demi Park atau—nama bekennya—Puuung. Dua buku itu masing-masing berjudul "Love Is..." dan "Love Is... 2". Judul simpelnya menyimpan makna mendalam tentang arti cinta dan kasih sayang. Tidak banyak, dua poin di bawah inilah yang membuatku kembali mengerti makna cinta dari dua novel grafis karya Demi Park.

Dimulai dari hal kecil

Pada buku yang baru saja kubaca, "Love Is... 2", aku mendapati judul 'Hening Bersamamu' yang aku lupa berada pada halaman berapa. Isinya seperti ini: "Kita pergi ke teras atas. Duduk berhadapan dalam diam. Tanpa bicara pun kita tahu, apa yang dirasakan dan apa yang tengah dipikirkan." Aku langsung tepekur. 'Memberi' yang kusebutkan di atas tadi tidak ada apa-apanya dengan penjelasan yang diberikan pada halaman tersebut. Hanya dengan saling diam sebenarnya bisa menyalurkan rasa cinta dan kasih sayang itu di antara satu sama lain. Betapa menakjubkan.

Lalu, bagaimana dengan seorang pria yang harus menyediakan uang berjuta-juta untuk meminang wanitanya? Apakah itu termasuk cinta yang dimulai dari hal kecil? Aku pikir itu sebenarnya hanya langkah untuk menjadikan hal-hal kecil tersebut jadi nyata. Aku pernah dengar tentang cinta dua sejoli tidak menyatukan dua hati saja, tapi dua keluarga juga. Satu sama lain ingin tahu seberapa besar cinta sang pria kepada wanitanya juga sebaliknya. Maka, hal-hal seperti resepsi pernikahan dibuat untuk membagikan kebahagiaan penyatuan cinta mereka berdua dan kedua keluarganya. Setelahnya, sang pria bisa melakukan hal kecil kepada wanitanya karena sudah sama-sama tahu bahwa mereka jatuh cinta.

Dibikin mesam-mesem

Entah itu kamu sedang sendirian atau berdua bersama sang kekasih atau sedang dalam keramaian, hal ini bisa terjadi. Aku setuju bahwa cinta itu gila dan bisa bikin gila. Cinta bisa membuat orang yang merasakannya memikirkan hal-hal di luar nalar yang utopis dan penuh fantasi. Bahkan melihatnya dan memikirkannya saja bisa bikin mesam-mesem yang merupakan kegilaan berdosis rendah. Aku membaca dua buku "Love Is..." ini di toko buku dan langsung habis dalam sekali baca. Setiap proses mengamati gambar, membaca tulisan, sampai memindahkan kertas halaman satu ke halaman yang lain membuatku bungah. Kuakui aku bahkan sampai mesam-mesem sendiri.

Ilustrasi: Demi Park aka Puuung

Aku sedikit terkejut dengan diriku sendiri karena membahas masalah cinta. Aku hanya ingin menyambut bulan—yang katanya—penuh cinta ini dan mengingatkan diri sendiri tentang arti kasih sayang versiku sendiri. Dan cocok sekali dengan buku "Love Is... 2" karya Puuung alias Demi Park yang baru dirilis oleh Penerbit BIP karena—seperti judulnya—isinya memang menjabarkan tentang cinta, walaupun dengan caranya sendiri. Buku bersampul keras setebal 200-an halaman ini menceritakan cinta melalui gambar ilustrasi dan sedikit tulisan di sekitarnya untuk sedikit memberikan kesan. Terlihat sederhana, namun gambar yang dibuat oleh Park memberikan sensasi kehangatan sendiri melalui dua sejoli yang tinggal serumah.

Setiap gambarnya sangat tipikal sebenarnya. Hampir semua latarnya berada di dalam rumah. Sang pria berambut pendek dan berkacamata. Sang wanita berambut sebahu dan beberapa centimeter lebih pendek daripada sang pria. Sebutlah nama keduanya sesuka hatimu. Itulah yang membuatku betah mengamati setiap gambar ilustrasi di dalamnya. Aku seperti diberikan kebebasan berimajinasi melalui dua karakter tersebut. Aku—yang secara tidak sengaja juga berkacamata—tentulah menganggap sang pria adalah diriku sendiri dan sang wanita adalah pujaan hatiku yang belum kutemukan. Berimajinasi memang sangat mengasyikkan ya!

Aku memberikan nilai sempurna pada buku pertama karena sensasinya. Namun, aku menurunkannya satu bintang pada buku kedua karena menyadari sesuatu. Imajinasiku akan dua sejoli itu sedikit terganggu karena setiap gambar latarnya berbeda-beda. Pada halaman yang satu mereka berdua sedang di dalam rumah yang berada di tengah kota, namun pada halaman yang lain rumah mereka berada di pinggir pantai. Sangat menyenangkan sebenarnya, tapi imajinasiku sedikit buyar. Mungkinkah mereka berpindah-pindah rumah? Oke. Cukup. Aku terlalu memikirkannya.

Tapi, sesungguhnya, aku begitu menikmati setiap gambar dan kata-kata yang diberikan. Aku sangat berterima kasih kepada penerjemah yang dengan ciamik mengalihbahasakan tulisan-tulisan di setiap halamannya. Aku coba membandingkan satu tulisan berbahasa Inggris dengan terjemahan bahasa Indonesianya. Bahasa Inggris-nya berbunyi: "Lying on a bed of snow. The cold snow feels warm because you are next to me." Dan diterjemahkan menjadi: "Kita berbaring di hamparan salju. Bersamamu, rasanya nyaman dan sama sekali tak dingin." Walaupun dengan pemilihan kata yang sedikit melenceng, tapi memiliki makna yang sama kan? Menyentuh pula!


Judul : Love Is... & Love Is... 2 (Love Is...)
Gambar Ilustrasi : Puuung
Penerbit : BIP (Bhuana Ilmu Populer)
Tahun : 2016 & 2017
Dibaca : 12 Juli 2016 & 2 Februari 2017
Rating : ★★★★★ & ★★★★

Ulasan ini diikutsertakan dalam "Read and Review Challenge 2017" kategori Graphic Novels & Comic Books.

4 komentar :

  1. Wah Raafi udah baca yang ke 2 nya? :D love is nya puung bikin mesam mesem emang :D hana juga suka :D semoga bisa segera beli yg ke2nya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malah aku belum punya dua-duanya, Hana. Lebih tepatnya: semoga bisa ada yang belikan. :D

      Hapus
  2. Dah lama kepengen baca 2 buku ini! Ilustrasinya itu gak nahan! Rasanya bikin hati ini hangat saat melihatnya.

    Psst... itu baca di toko buku mana sih? Pengen dong dibocorin! Hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Ayo mbak, baca! Kayaknya di setiap toko pasti ada yang sudah dibuka segelnya sebagai sampel untuk dicicipi. Sayangnya, walaupun suka dengan ilustrasinya, buku ini bukan prioritas.

      Hapus