01 Januari 2017

Buku Paling Berkesan 2016 dan Sedikit Gunjingan

Edited by Me

Halo! Selamat tahun baru 2017!

Untuk menggenapkan resolusi 2016 tentang Posting Bareng BBI, pada hari pertama bulan pertama tahun baru ini aku akan menulis sesuai tema yang diberikan. Tema Posting Bareng bulan Desember 2016 yang disiapkan oleh Divisi Event BBI adalah #BBITopChoice. Sesuai temanya, kali ini aku akan memberikan buku-buku paling berkesan yang kubaca selama 2016. Setelah pada tahun lalu ada lima buku, tahun ini aku akan pilih tiga buku saja yang kisahnya benar-benar melekat dalam memori. Apakah ketiganya itu?

The Kite Runner

Siapa sih yang tidak terlena dengan tulisan Khaled Hosseini? Setelah menjajal "A Thousand Splendid Suns" yang kisahnya tragis dan sukses membuatku termehek-mehek, aku meyakinkan diri untuk harus membaca buku-bukunya yang lain selagi bisa. Dan syukurlah aku sempat membaca "The Kite Runner" yang kuselesaikan pada September dan kuulas pada awal Oktober. Walaupun bukan keseluruhan ceritanya, kisah Hassan dan Amir akan selalu terpatri dalam memori. Aku malah berkeinginan untuk membacanya ulang suatu saat nanti. Dan yang paling penting, aku harus membaca buku-bukunya yang lain. Aku harap aku bisa membaca "And the Mountains Echoed" pada 2017 ini. Semoga terijabah!

Baca ulasannya di sini.

--------------------------------------

Steal Like An Artist

Merupakan buku nonfiksi pertama yang kubaca pada 2016 dan menjadi pionir untuk bacaan-bacaan nonfiksi lain setelahnya. Buku ini subjektif, sebenarnya. Penulis yang berkiprah di dunia kreatif mengejawantahkan pemikiran-pemikirannya dalam wujud buku. Uniknya, buku ini tidak hanya memberikan pemikiran penulis saja. Buku ini lain dari buku genre nonfiksi lainnya yang biasanya dari halaman pertama saja sudah membuatku terkantuk-kantuk karena begitu tekstual. Buku ini memberikan petuah yang dibalut dengan kisah dan tata letak halaman yang apik. Selain dapat menyelesaikan bukunya, aku bahkan bisa membuat semacam ringkasan versiku sendiri dari buku ini. Sungguh buku yang cemerlang!

Baca ulasannya di sini.

--------------------------------------

Wonder

Wow. Mari kembali lagi pada kisah fiksi yang menyentuh. Buku ini melakukannya dengan baik—sangat baik malah. Seorang anak yang memiliki kelainan diharuskan bersekolah di sekolah formal dan bersikap normal seperti anak-anak kebanyakan. Sepertinya itu kisah fiksi menyentuh yang biasa. Namun, bagaimana jika anak itu—mari kita sebut Auggie—menceritakan kesehariannya dengan gayanya sendiri. Aku masih ingat ketika ia merajuk memohon kepada orang tuanya untuk tidak menyekolahkannya ke sekolah formal biasa. Namun, pada akhirnya dia akan tahu sesuatu yang berbeda dari pikirannya tersebut. Dengan kelainannya itu, ia bisa menjadi inspirasi bagi orang lain. Bagi yang belum baca, aku sarankan untuk segera membaca. Masihkah ulasanku yang menggebu-gebu itu tidak cukup meyakinkanmu?

Baca ulasannya di sini.

***

Setelah melakukan blogwalking ke beberapa teman bloger buku, aku tahu setiap persona memiliki kesan tersendiri terhadap bacaan yang dibaca setiap tahunnya. Mereka memiliki buku-buku terbaik yang dibaca selama 2016. Sebut saja Ipin dalam blognya, The Kamo Book Blog, yang memilih empat buku top 2016-nya dan salah satunya ada "Sabtu Bersama Bapak" karya Adhitya Mulya, karya yang juga kusuka. By the way, nama 'Kamo' akan jadi 'Karno' kalau dibaca oleh penderita disleksia tingkat rendahan macam aku lho. Lalu ada Abo dengan blognya ABOokaddict yang menceritakan harapannya pada tahun 2017. Salah satunya adalah harapan untuk tetap punya waktu dan kesempatan untuk membaca yang juga merupakan harapanku dan harapan seluruh kutu buku di alam semesta.

Masih blogwalking, aku menemukan "Pulang" karya Leila S. Chudori yang dipilih Puji sebagai salah satu buku terbaik 2016-nya dalam blognya Prayrahayu's Book. Nama blognya lucu ya, seperti ia meminta doa (pray) dari blognya sendiri. Atau mungkin ia berharap banyak pada blognya. Entahlah. Lalu kemudian ada Mbak Desty yang membaca 260 buku selama 2016! Gila nggak sih? 260 itu buku semua lho! Dalam blognya, Desty Baca Buku, ia memilih 6 buku dengan nilai sempurna, lima buku top penulis baru, dan lima buku bantal top versinya. Dibandingkan dengannya, aku bagaikan remahan rengginang. 

Nah, seru kan? Hari pertama bulan pertama tahun baru kuhabiskan dengan bergunjing. Sungguh berfaedah. Mau cari bahan gunjingan lain? Silakan kunjungi master post Posting Bareng 2016. Kalau kamu, buku apa yang paling berkesan pada 2016?


Ulasan ini untuk Posting Bareng BBI 2016 bulan Desember bertema #BBITopChoice.

gunjing /gun.jing.an/ - yang dipergunjingkan; umpatan; pembicaraan.

16 komentar :

  1. Dari ketiga buku di atas, buku Wonder yang paling bikin penasaran. Semoga dalam waktu dekat bisa mencari bukunya dan langsung dibaca. :) Saya belum memasukkan blog saya jadi member BBI, jadi tidak ikutan membuat posbar BBI.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ditunggu ulasannya ya, Adin! dan BBI lagi buka pendaftaran membership lho, jangan sampai ketinggalan.

      Hapus
  2. Aaak, penasaran sama Wonder..btw, tampilan blog kamu makin kece Raaf. Suka ❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. buruan baca Wonder. makasih, Peri Hujan! ☺️

      Hapus
  3. Salah fokus ke rengginang. Enak kali ya :')

    BalasHapus
  4. Yang digunjingin ikutan komen, ah. Hihi.
    Itu ada artinya kok, kak :D Pan-kapan aku buat deh postingannya.

    BalasHapus
  5. Sudah baca Wonder dan itu jadi buku terbaikku waktu tahun 2015 lalu. Aku suka rekomendasiin Wonder ke temen-temen (yang jarang baca novel sekalipun) dan seneng setiap nemu orang yang juga suka banget sama buku ini :D

    BalasHapus
  6. Waaahh Kak Raafi bacaannya, keren-keren. Dan belum termasuk daerah jamahan saya, huhuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tenang. Mungkin belum saja. Terima kasih ya, Bintang.

      Hapus
  7. The Kite Runner!!!! Buku dewa wkwkwkwk

    BalasHapus
  8. Aku juga suka Wonder! T-T
    Hatiku masih "nyessss" kalo inget Auggie..

    BalasHapus
  9. Dua buku pertama aku juga suka banget,Khaled Hosseini selalu sukses bikin hati sesek. Wonder masih ditimbun dari jaman penjajahan 😖

    BalasHapus