29 September 2016

Ulasan Buku: Kota Ini Kembang Api

Judul : Kota Ini Kembang Api
Pengarang : Gratiagusti Chananya Rompas
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2016
Dibaca : 18 Agustus 2016 (via SCOOP)
Rating : ★★★★

Aku membacanya ulang. Aku menilai kembali. Aku bahkan mengubah penilaian itu. Aku semakin merasakan apa yang dibawa oleh setiap kata pada buku ini. Aku hilang akal. Aku merasa tidak cukup hanya dengan membacanya maya. Aku mulai berpikir untuk membeli yang nyata. Aku berpikir kembali. Aku membacanya ulang. Aku berkeputusan. Aku membeli yang nyata. Aku melabelinya sebagai buku yang tidak akan pernah dipinjamkan. Aku hilang akal.

***

Puisi berjudul "sayang aku ingin pulang. tidur. dan mimpi." menjadi favorit dari yang terfavorit. Kata-kata terangkai menjadi dua bagian yang berkisah tentang kerinduan akan sang kekasih namun kungkungan aktivitas yang menghabiskan waktu dan tenaga. Bagian pertama menceritakan keinginan untuk segera pulang, keinginan untuk segera tidur, dan keinginan untuk segera mimpi. Lalu, pada bagian kedualah klimaks itu tiba. Rintihan kerinduan yang semakin menjadi. Pembaca akan merasakannya bahkan ketika sadar bahwa ia tak memiliki kekasih yang semestinya dirindukan. Favorit kedua berjudul "gedung gedung malam malam" yang lagi-lagi berakhir klimaks.

28 September 2016

Blog Tour: Ninevelove + Giveaway

Judul : Ninevelove
Pengarang : J.S. Khairen
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2016

Selalu ada hal menarik dari setiap perjalanan seseorang dalam pembuatan karyanya. Juga tentang bagaimana karya tersebut menjadi sebuah kebanggaan bagi si penciptanya. Seperti lukisan Mona Lisa yang digadang-gadang menjadi karya terbaik Leonardo da Vinci bahkan konon hingga ia membawa hasil karyanya itu ke mana pun ia pergi. Aku melihat juga kesamaan Leonardo da Vinci dengan penulis yang baru saja meriliskan buku terbarunya bertajuk "Ninevelove".

Setidaknya sekali dalam sehari J.S. Khairen mempos perihal buku terbarunya di berbagai akun media sosialnya, terutama Instagram dan Twitter. Entah itu cara memesan buku, trivia, sampai kutipan-kutipan quotable yang dipetik dari bukunya. Selain sebagai bentuk promosi, tentu saja itu sebuah kebanggaan bagi pria yang kerap disapa Uda Jombang ini. Buku yang ternyata karya fiksinya yang ketiga ini konon hanya diperuntukkan bagi sang kekasih—yang berujung berstatus mantan. Itulah kenapa novel ini ber-tag line "Hanya untuk satu orang, hanya untuk kamu". Kau tahu kan betapa suatu hubungan sangat mempengaruhi sepasang kekasih? Mungkin saat itu Uda Jombang menuliskannya dengan berbunga-bunga. Aku bertanya-tanya betapa bangga dirinya kala itu.

18 September 2016

Ulasan Buku: Fiksi Lotus

Judul : Fiksi Lotus: Kumpulan Cerita Pendek Klasik Dunia
Penerjemah : Maggie Tiojakin
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2012
Dibaca : 17 Agustus 2016
Rating : ★★★

"Sebut saja pembersih sarung tangan. Mungkin saja cairan ini bisa membersihkan sarung tangan. Saya belum pernah mencobanya. Ada juga yang menyebutnya sebagai pembersih nyawa. Kadang-kadang nyawa pun perlu dibersihkan." (Ramuan Cinta - John Collier, hal. 11)

Aku ingat pernah membaca salah satu cerita pendek dari "Fiksi Lotus" dan aku bertanya-tanya di mana aku membacanya. Buku ini mengingatkanku dengan kumpulan cerita Amerika Latin yang pernah kubaca berjudul "Matinya Burung-Burung". Sempat berpikir beberapa cerita yang ada pada buku ini sama dengan cerita yang ada pada buku satunya. Namun setelah dicek satu-satu, tidak ada nama penulis apalagi judul cerita yang sama. Jadi, mungkin aku hanya halu~

***

Seperti yang tertera pada sampul utama, buku ini berisi 14 cerita pendek klasik dunia. Nama-nama yang pernah kudengar antara lain: Franz Kafka dengan cerpennya berjudul "Pesan Sang Kaisar" yang diterjemahkan dari "A Message from the Emperor" yang pertama kali diterbitkan pada 1917, cerpen Ernest Hemingway berjudul "A Clean, Well-Lighted Place" yang terbit pertama kali pada 1926 dan pada buku ini diterjemahkan menjadi "Persinggahan Malam", dan Anton Chekhov yang cerpennya pada buku ini—"Gegap Gempita"—diterjemahkan dari "Rapture" dan pertama kali diterbitkan pada 1884.

***

Aku pernah bilang pada ulasan cerita pendek sebelumnya bahwa satu di antara sekian banyak cerpen dalam kumpulan cerpen pasti melekat di benak. Pada "Fiksi Lotus Vol.1" ini, benak saya dilekatkan pada cerita karya Shirley Jackson berjudul "Charles" yang pertama kali diterbitkan pada 1948. Hentakan plot yang diberikan pada akhir cerita "Charles" memberiku pelajaran tentang bagaimana membuat cerpen yang sempurna dan membekas. Hal brilian itu adalah kejutan tak tertuga pada akhir cerita.

17 September 2016

Ulasan Buku: Sumur Hitam

Judul : Sumur Hitam
Pengarang : Haditha
Penerbit : Diandra Kreatif
Tahun : 2016
Dibaca : 11 September 2016
Rating : ★★★

"Urip iku mung mampir ngombe. Dunia adalah tempat singgah, tempat sekolah makhluk ciptaan-Nya." (hal. 102)

Beberapa hari yang lalu, rekan kerjaku bertanya tentang buku yang sedang kubaca dan kusodorkan buku ini. Setelah dia membaca sinopsisnya, dia berkata, "Gue nggak ngerti maksudnya, apalagi isi ceritanya." Lalu dia mengembalikan buku itu. Mengesampingkan pendapatnya yang entah serius atau bercanda, buku ini memang hasil self-publishing yang mana sang penulis menyerahkan naskahnya kepada penerbit atau percetakan untuk langsung dicetak tanpa ada proses editorial.

***

Trio badung tak menyangka ulah nakal mereka membawa mereka ke situasi genting. Darto, Eko, dan Takim sedang mengintip perempuan-perempuan yang sedang mandi—dan ada Erna juga—di kali di Dusun Burujul. sampai seorang pria memergoki mereka. Hingga akhirnya mereka dibawa ke rumah Pak Kadus lalu akan dihukum congkel mata sesuai kesepakatan warga desa. Tiba-tiba seorang nenek datang untuk menyelamatkan mereka.

Darto dan kedua temannya diberikan tiga bandana yang ujar sang nenek sangat sakti. Mereka merasa terkejut dengan itu dan tidak serta-merta menyambutnya. Di rumah sang nenek yang kemudian mereka tahu bernama Nini Dhanyang Smarabumi itu mereka bertiga juga dikejutkan dengan kehadiran Erna, si gadis yang menjadi tujuan mereka mengintip di kali. Mereka bertiga harus membantu Pendekar Putih untuk memperkuat tabir yang sedang memudar. Apakah trio badung menerima misi tersebut? Karena pilihan lainnya adalah mereka hidup tanpa mata.

06 September 2016

Ulasan Buku: Me Before You

Judul Asli : Me Before You
Pengarang : Jojo Moyes
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2013
Dibaca : 4 September 2016
Rating : ★★★

"Secara umum saja. Aku tidak memintamu melakukan psikoanalisis terhadap dirimu. Aku hanya bertanya, apa yang kauinginkan? Menikah? Melahirkan beberapa bocah? Karier impian? Keliling dunia?" (hal. 117)

Membaca ternyata tidak hanya untuk rekreasi. Buku ini membuktikan bahwa membaca itu menelusuri hal baru tanpa ekspektasi. Bagiku, membaca buku ini merupakan pencapaian besar karena selain jumlah halaman yang tidak tanggung-tanggung (600 halaman lebih). Karya terbaik dan terpopuler Jojo Moyes ini juga bergenre roman dewasa yang mana tidak pernah kusentuh barang sehalaman pun. Jadi, bagaimana Raafi bisa sampai menyelesaikannya? Simak penuturannya berikut.

***

Will Traynor, eksekutif sukses yang seharusnya bangga akan dirinya, mengalami kecelakaan yang membuat bagian dada ke bawah lumpuh total dan hanya satu tangannya yang bisa bergerak namun itu pun terbatas. Setelah begitu lama berada dalam keadaan yang begitu menyedihnya, akhirnya Will memberikan waktu enam bulan kepada siapa pun. Setelah itu, ia akan mengakhiri hidupnya.

Louisa Clark dikontrak selama enam bulan oleh keluarga Traynor untuk menjaga dan menemani Will. Tahu periode tersebut adalah batas waktu Will berangkat ke Swiss untuk meninggalkan dunia, Lou memohon kepada Camilla dan Steven Traynor untuk mengusahakan segala cara agar Will mengubah keputusannya. Apakah jerih payah Lou terbayar?

02 September 2016

Stack of Books Giveaway

Edited by Me

Selamat September! Minggu lalu aku terlalu lama menghabiskan waktu sendiri untuk membaca dan menonton serial tv. Tapi karena bosan melakukan keduanya, aku memutuskan untuk melakukan hal lain: mengeluarkan semua buku yang disimpan dalam kantong besar dan kardus-kardus. Aku coba menghitung semuanya, dan, tebak ada berapa! Lima puluh? Salah! Pokoknya lebih. Dan yang lebih mengenyakkan lagi, mereka semua masih belum terbaca.

Tapi sesungguhnya aku tidak ingin menyombongkan timbunanku—toh itu juga hanya buku-buku yang sebagian orang tidak peduli keberadaannya. Aku hanya mau membagikan beberapa buku yang ada di timbunan tersebut bersama kalian. Kupikir aku terlalu serakah membeli buku segala genre karena alasan yang sepertinya semua penimbun—barang apa pun—sepakat: (1) punya uang, (2) kesempatan yang menurut mereka tidak datang dua kali, dan (3) lebih baik membeli daripada menyesal kemudian karena tidak membeli. Jadi inilah dia, Stack of Books Giveaway!