31 Desember 2016

Kaleidoskop 2016: Sajian Singkat Aneka Peristiwa Perbukuan yang Menimpaku

Edited by Me

Aku masih ingat saat Guru Matematika di sekolah dulu memberi cara mudah menentukan tahun kabisat. "Bagikan saja dengan empat. Bila hasilnya bulat, maka tahun tersebut adalah tahun kabisat." 2016 termasuk salah satunya. Dan tahukah kamu bahwa pada 31 Desember 2016, setiap jam komputer di seluruh dunia secara bersamaan akan bertambah 1 detik. Jadi, setelah pukul 23:59:59 waktu akan bertambah jadi 23:59:60 baru kemudian masuk 1 Januari 2017. Ini disebabkan fenomena leap second (lompatan detik) atau detik kabisat. Detik kabisat merupakan sebuah gejala alam yang menyebabkan durasi rotasi bumi bertambah 1 detik. Lalu, kenapa aku membicarakan tahun kabisat dan jam di dunia yang akan bertambah 1 detik?

Yah, hal-hal seperti tahun kabisat atau penambahan waktu 1 detik sangat jarang terjadi bukan? Aku hanya mengorelasikannya dengan poin-poin berikut; hal-hal yang aku pikir hanya terjadi pada tahun 2016 dan tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya atau akan berbeda pada tahun-tahun berikutnya. Lalu, kalau tahun lalu menggunakan istilah Year End Recap, tahun ini aku pakai kata Kaleidoskop. Selain untuk ada pembaruan, aku tidak begitu suka dengan hal-hal yang monoton. Dan yang pasti: lebih sesuai dengan poin-poin berikut.

30 Desember 2016

Kenangan Tentang SCOOP Agar Tidak Lekas Pudar

Edited by Me
Hal yang umum jika setiap orang yang kautemui selalu bertanya tentang apa dan di mana kau bekerja. Tidak terkecuali aku. Selama sembilan bulan ini menjawab apa dan di mana aku bekerja, hampir selama itu jugalah aku menerima respons, "Oh, SCOOP yang jual aksesoris itu? Yang di mal itu?" Saat itulah aku tahu bahwa aku akan selalu mendapat respons yang sama dari sebagian besar orang yang bertanya hal yang sama pula. Diawali tawa, dengan antusias, aku menjabarkan tempat kerjaku. "Hahaha. Bukan. SCOOP yang ini merupakan aplikasi untuk membaca buku, majalah, dan koran secara digital melalui gawai." Lalu, aku akan panjang lebar menjelaskan secara detail tentangnya. Dan ketika aku sudah merasa SCOOP sebagai anak kandung bandel yang selalu merajuk ingin selalu diperhatikan, aku harus merelakannya. Menyerahkannya kepada mereka yang aku yakin akan betul-betul memperlakukannya sama dengan yang kulakukan.

Sebenarnya tidak terpikir akan menulis tentang apa untuk yang satu ini. Sepertinya hanya sebuah ego sesaat yang sulit untuk dilepaskan dan menjadi semacam keharusan untuk menuliskannya agar kenangan yang terjadi selama sembilan bulan ini tidak pudar. Jadi, mungkin aku akan memberikan hal-hal menarik tentang SCOOP menurut versiku sendiri. Sudah siap untuk bukaan kartuku?

26 Desember 2016

Alasan Memilih untuk Tidak Menikah dalam Elegi Rinaldo

Edited by Me

Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata ‘menikah’? Sebagian besar orang pasti akan berkeringat dingin saat membicarakannya. Pernikahan memang bukan hal main-main. Bukan hanya merasa bahagia lalu mengucap janji suci, namun juga soal ketulusan yang besar untuk hidup bersama sampai ajal. Siapkah dengan semua itu? Saking rumitnya, sebagian orang memilih untuk tidak dekat-dekat dengan kata 'menikah'. Membicarakannya saja tidak mau, apalagi mencari pasangan untuk diajak hidup bersama.

Tentu mereka beralasan. Alasan kebanyakan adalah mereka ingin mengejar kariernya dulu dan tidak mau buru-buru. Sebuah badan riset di Amerika Serikat melakukan survei komparasi rata-rata tahun orang-orang menikah pada dua masa yang berbeda. Hasilnya menyebutkan bahwa pada 1980, rata-rata pria menikah adalah umur 25 tahun dan wanita 22 tahun. Sedangkan pada 2011, rata-ratanya meningkat; untuk pria adalah 29 tahun dan 27 tahun untuk wanita. Hasil tersebut memberikan konklusi bahwa orang zaman sekarang tidak ingin buru-buru untuk menikah dan menjadi orang tua. Alasan yang masuk akal kan? Lalu, apa alasan lainnya seseorang memilih untuk tidak menikah?

22 Desember 2016

Kemenangan Tunggal Sayembara Novel DKJ 2016 Ingatkan Kembali Memori Tahun 2008

Edited by Me

Aku tidak pernah mengantisipasi "Tanah Tabu" sebelumnya. Membelinya hanya karena label 'Pemenang I Sayembara Novel DKJ 2008' yang terpampang pada sampul depan. Sampai pada Minggu lalu Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) mengumumkan pemenang sayembara yang telah diselenggarakan sejak Juni bertajuk 'Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2016'. Lalu, muncullah nama Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie sebagai pemenang pertama sekaligus pemenang satu-satunya pada tahun ini. Usut punya usut, hal yang sama terjadi pada 2008 yang "Tanah Tabu" dinobatkan sebagai pemenang. Pada tahun itu juga tidak ada pemenang kedua dan ketiga.

Keriuhan kemenangan satu-satunya Ziggy dengan naskahnya yang berjudul "Semua Ikan di Langit" membuat orang-orang bertanya-tanya betapa juri gegabah untuk tidak memilih pemenang kedua dan ketiga. Seperti yang diwartakan Tempo.co, para dewan juri yaitu Bramantio, Seno Gumira Ajidarma, dan Zen Hae beralasan adanya perbedaan mutu yang tajam antara pemenang pertama dan naskah-naskah lainnya. Lalu melalui laman resmi DKJ, dewan juri menjabarkan secara runut pertanggungjawaban terpilihnya satu naskah saja sebagai pemenang. Penjelasan ini tentu memberikan napas lega bagi 300-an pembuat naskah lainnya dan mereka yang bertanya-tanya.

Perbedaan mendasar dari kemenangan "Tanah Tabu"-nya Anindita S. Thayf dan "Semua Ikan di Langit" adalah maraknya pemberitaan yang beredar di media cetak maupun daring. Seperti memberikan gambaran bahwa sekarang ini orang-orang sudah pada melek sastra. Setidaknya melek bacaan yang bagus. Atau melek internet. Yah, pokoknya melek tentang pemberitaan semacam ini lah. Jujur, aku susah mencari artikel seputar kemenangan "Tanah Tabu" melalui mesin pencarian. DKJ pun tidak mewartakan apa pun pada laman resminya tentang kemenangan tunggal "Tanah Tabu". Hanya Wikipedia saja yang memberikan data yang—semoga—benar. Apakah pada 2008 lalu internet masih menjadi hal yang susah digapai? Terkumpulnya rasa penasaran itulah yang membuatku ingin gegas menyelesaikan "Tanah Tabu".

Sebenarnya, fenomena kemenangan tunggal Sayembara Novel DKJ 2016 juga pernah terjadi pada 2012—malah sama persis. Kala itu, "Semusim, dan Semusim Lagi" menjadi jawara tunggal yang diikuti empat naskah lainnya sebagai unggulan. Namun, karena sudah membacanya, aku menyangkutpautkannya dengan "Tanah Tabu" yang belum kujamah. Toh mereka sama-sama pemenang tunggal dan kupikir ini waktu yang tepat untuk mengingat kembali kemenangan pada 2008 lalu melalui kisahnya.

17 Desember 2016

Ulasan Buku: Selestia dan Penjara Teka-Teki

Judul : Selestia dan Penjara Teka-Teki
Pengarang : Yozar Firdaus Amrullah
Penerbit : Buah Hati (imprint Lentera Hati)
Tahun : 2016
Dibaca : 12 Desember 2016
Rating : ★★★★

Usai gelaran Festival Pembaca Indonesia yang menobatkan stan PNFI sebagai "Booth Terheboh", seseorang mendatangi kami dan menawarkan buku karyanya untuk diulas. Seketika itu juga memoriku menyelusup ke beberapa buku karya teman-teman lain yang sudah kudapatkan namun belum kubaca dan kuulas. Aku langsung berkata jujur padanya bahwa aku tidak bisa dengan segera membaca dan mengulas karyanya. Katanya bukan masalah dan tetap memberikannya padaku. Keesokan harinya, aku yang penasaran dengan gambar sampul depan dan sinopsis sampul belakangnya, memberanikan diri untuk membuka segel dan mulai membaca. Tak berapa lama, aku sudah terhanyut dalam cerita dan merasa yakin untuk menyelesaikannya pada hari itu juga.

***

Selestia sedang mencari jawaban dari rubrik teka-teki di majalah "Pelangi" ketika ibunya pulang membawa buku rapor kelas VII miliknya. Selestia tidak masuk sekolah karena hari itu adalah hari pengambilan rapor dan orang tua yang harus mengambilnya. Setelah memberi tahu bahwa Selestia naik kelas dengan nilai memuaskan, ibunya memberikan berita yang tidak mengenakkan. Janji kedua orang tuanya untuk jalan-jalan sekeluarga ke Singapura saat liburan kenaikan kelas harus batal karena kesibukan yang mendera kedua orang tuanya. Sebagai gantinya, Selestia ditawari untuk berlibur di rumah Tante Suryani di desa. Dan menurut Selestia itu bukan ide yang buruk.

Berlibur di desa tempat tinggal Tante Suryani tidak mengecewakan Selestia. Ia bisa bermain bersama Raka, anak Tante Suryani yang sekaligus sepupunya. Raka juga ternyata memiliki beberapa teman yang seru-seru juga. Ada Herman yang bertubuh tambun, Mutun yang berkacamata, dan Nori yang selalu berdandan menor. Suatu hari mereka bermain layang-layang. kelelahan serta kelaparan setelah bermain mendera mereka. Untungnya datanglah Pak Lik Sarlito yang menjajakan jajanan pasar khas desa, seperti nagasari, onde-onde, gemblong, dan semar mendem.

Jajanan pasar yang enak itu dibuat oleh seorang nenek yang tinggal di dalam hutan bernama Nenek Gayatri. Usut punya usut, sang nenek tinggal sendirian dan tidak ada yang membantu pembuatan jajanan pasar tersebut. Sebuah hal yang mustahil dan perlu diselidiki. Dengan penuh rasa ingin tahu, Selestia dan teman-temannya mengunjungi rumah Nenek Gayatri di dalam hutan. Sayangnya, sang nenek sedang tidak ada di rumah. Lalu apa yang akan dilakukan Selestia, Raka, Herman, Mutun, dan Nori?

12 Desember 2016

(Sekadar) Laporan Seputar Festival Pembaca Indonesia 2016

Edited by Me

Festival Pembaca Indonesia atau Indonesia Readers Festival (IRF) kembali digelar tahun ini. Acara yang diselenggarakan oleh Goodreads Indonesia tersebut mengangkat tema "7 Keajaiban Membaca" pada tahun ketujuhnya. Dan pada tahun ini, setidaknya aku sudah menghadiri IRF yang keempat setelah pertama kali datang pada 2013. Kala itu, aku menghadiri acara bincang-bincang penulis "Koin Terakhir" dan "Rencana Besar". Semakin ke sini, sepertinya pamor IRF semakin meningkat sebagai salah satu acara tahunan yang ditunggu-tunggu para pencinta buku tanah air. Termasuk komunitas buku, terutama Penggemar Novel Fantasi Indonesia (PNFI).

Penggemar Novel Fantasi Indonesia (PNFI) lagi-lagi memeriahkan IRF. Terhitung sudah tiga kali PNFI membuka stan pameran buku di IRF sejak 2014. Kali ini, PNFI membuat kuis yang lumayan terstruktur yang membuat pengunjung ingin tahu tentang kuis tersebut. Banyak penggemar novel fantasi yang ikutan kuis, bahkan ada juga yang minim wawasan tentang genre fantasi namun tertarik dengan kuisnya. Setelah kerja keras dari teman-teman admin dan grup, PNFI yang selalu ramai pengunjung dinobatkan sebagai "Booth Terheboh" pada IRF 2016 oleh Goodreads Indonesia. Bahkan saat penyerahan hadiah, tidak ada satu pun dari teman-teman PNFI yang ikut mengabadikannya. Tidak masalah karena yang penting aktivitas di stan kami berakhir sukses.

Yang tidak kalah menarik adalah pada IRF tahun ini aku menjadi salah satu narasumber pada bincang-bincang seri buku "Mythical Creatures" karya Cypress Ruby terbitan Mizan Fantasi. Sayangnya, aku tidak tampil maksimal karena minim persiapan dan belum membaca buku tersebut secara keseluruhan. Dan untungnya acara selesai lebih cepat, dari yang tadinya dijadwalkan 90 menit, hanya terpakai 60 menit bahkan kurang. Yang penting, maksud dari bincang-bincang tersebut tersampaikan. Bahwa "Mythical Creatures" adalah buku yang wajib dibeli bagi penggemar novel fantasi—dan jadi bacaan menarik bagi para pembaca pada umumnya.

05 Desember 2016

Teruntuk Miss Honey; Guru Matilda, Putri Dokter Magnus, dan Keponakan Sang Trunchbull


Halo Miss Honey,

Apa kabarmu hari ini? Semoga masih menginspirasi jutaan persona lain di bumi ini melalui karaktermu yang menginspirasi. Aku di sini sekarang. Terenyak setelah membaca kisahmu dan Matilda dalam buku karya sang master Roald Dahl. Penggambaranmu yang sederhana tapi menyenangkan, ditambah Quentin Blake yang mensketsamu membuat imajinasi liarku semakin merana. Aku tahu kau tak mengenalku. Dan aku tahu kau hanya tokoh dalam sebuah cerita. Tapi, apa salahnya jika aku mengirimimu surat?

Pertama-tama, terima kasih kau telah hadir dalam hidupku dalam bentuk dua dimensi. Aku yakin setelahnya kau akan selalu hadir dalam memoriku berkat keanggunanmu. Aku mulai suka padamu sejak bab 7 ketika Matilda pertama kali bersekolah dan bertemu denganmu. Quentin Blake bersungguh-sungguh dalam menggambarmu sehingga membuatku berharap kau benar-benar ada—eksis. Rambut pendekmu dikucir kuda. Kau berkacamata. Kau seorang guru. Kau menyukai anak-anak. Dan kau berumur dua puluh tiga! Oh, tepat sekali seperti apa yang kubayangkan tentang teman hidup selamanya.

Aku memiliki firasat kau berperan bagai bidadari pada kisah ini. Kau tahu apa yang sebagian besar orang dewasa lain tidak tahu. Kau peka ketika mengetahui Matilda dapat berhitung perkalian sampai tak terhingga di umurnya yang masih lima tahun lebih beberapa bulan. Kau peduli ketika Matilda bilang tidak ada yang mengajarinya berhitung atau mengeja atau membaca. Kau meyakinkan kepala sekolah bahwa kau memiliki anak didik yang 'berbeda'. Bahkan pada hari pertamamu bertemu Matilda, kau berkunjung ke rumahnya untuk bertemu Mr. dan Mrs. Wormwood untuk meyakinkan mereka bahwa mereka adalah orang tua yang beruntung karena memiliki anak yang jenius. Walaupun pada akhirnya kau tahu kau akan kecewa dengan usaha-usahamu itu. Andai aku di sana untuk mengangkat rasa kecewamu itu.

01 Desember 2016

Pantai, Tempat Paling Liarku di Muka Bumi

Judul : Tempat Paling Liar di Muka Bumi
Pengarang : Theoresia Rumthe & Weslly Johannes
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2016
Dibaca : 30 November 2016
Rating : ★★★★

Biar kuceritakan sedikit tentang masa kecilku. Aku sempat tinggal di salah satu kota pesisir selatan Pulau Jawa. Kota yang bisa dibilang kota buntu karena mereka yang berniat ke sana sajalah yang akan sampai ke kota tersebut. Cilacap. Bila dilihat dari peta, Cilacap memang berada di ujung. Yang datang ke sana paling-paling para eksekutif dari perusahaan semen Holcim, perusahaan minyak Pertamina, atau mereka yang harus mendekam di bui Nusakambangan karena ulah nakalnya. Dilihat dari segi perkembangannya, Cilacap jauh dari kota sedulurnya, Purwokerto. Masa bodoh dengan perkembangan, kota tersebut sudah memberiku banyak kenangan. Dan kenangan yang paling banyak bersarang di memori tentu saja pantainya.

Mungkin sudah kutukan bahwa mereka yang tinggal di pesisir akan banyak menghabiskan waktu di pantai. Anehnya, mereka akan selalu kembali tanpa tebersit rasa bosan. Rumahku dulu tidak dekat-dekat amat dengan Pantai Teluk Penyu. Sebisa mungkin aku minta kepada orang tuaku untuk pergi ke sana setidaknya dua kali sebulan, aku akan lebih bungah kalau seminggu sekali. Pokoknya semakin sering, semakin baik. Walaupun sedikit pilu melihat ombak tak bebas karena cerocok yang merecok, aroma air laut selalu membuatku ingin kembali ke sana bahkan sesaat setelah berpaling menuju pulang. Belum lagi keagungan Tuhan pada perahu-perahu dan kapal-kapal tanker berbobot ribuan ton yang tak tenggelam, melihatnya nun jauh di ufuk sana bagai ujian visual. Seberapa mampu kau melihatnya.

30 November 2016

Ulasan Buku: Show Your Work!

Judul : Show Your Work!
Pengarang : Austin Kleon
Penerbit : Noura Books
Tahun : 2014
Dibaca : 25 November 2016
Rating : ★★★★

Progres yang kubuat pada tahun ini adalah membaca buku nonfiksi. Tahun lalu, aku ingat betapa tidak tertarik dan merasa alergi dengan buku-buku motivasi, pengembangan diri, apalagi yang berbau-bau tekstual. Rasa bosanlah yang menjadi kekhawatiran utama dalam mencoba genre nonfiksi. Banyaknya fakta, teori, dan petuah, tidak diimbangi dengan narasi yang mengimaji masih belum bisa kuhadapi. Untungnya, aku banyak mendapat info tentang buku nonfiksi yang lumayan keren. Selain bisa menyelesaikannya, tentu aku juga mendapatkan intisari buku melalui sudut pandangku. Satu hal yang menarik adalah betapa nonfiksi memberikan pandangan yang subjektif dari sisi penulis lebih-lebih pembaca yang membaca karyanya.

***

Aku sungguh terkesan dengan cara penyampaian Austin Kleon dalam karyanya. Setelah "Steal Like An Artist", aku merasa harus membaca karya-karyanya yang lain. Dan buku ini yang paling bisa diraih untuk mengentaskan hasrat tersebut. Bisa dibilang, "Show Your Work" semacam implikasi dari "Steal Like An Artist". Jika kamu sudah menemukan hal terbaik dalam dirimu, lalu apa yang akan kamu lakukan? Mengerjakan proses kreatif untuk menjadikan karya saja ternyata tidak cukup. Ada hal penting setelahnya yang harus kamu lakukan yaitu menunjukkan karyamu itu. Tapi ternyata tidak semudah itu. Kamu harus mengetahui ke mana karyamu akan dipertontonkan. Dunia maya menjadi langkah paling mudah, namun apa sudah?

Selain tentang mempertontonkan karya, buku ini juga berperan sebagai stimulan melalui poin-poin yang diterangkan. Banyak pengalaman dari para kreator dunia yang sedikit-sedikit disebutkan pada buku ini sehingga menjadikannya inspirasi untuk tetap bekerja; berkarya. Ada beberapa poin yang terbilang umum seperti mengutamakan proses ketimbang hasil dan berbagi hal kecil setiap hari. Namun aku mendapatkan poin yang mungkin tak bisa kudapatkan bilamana tidak membaca buku ini. Salah satunya adalah tentang menceritakan yang baik-baik saja dan jangan jadi manusia penyampah. Keduanya akan kuulas singkat setelah ini.

26 November 2016

Ulasan Buku: Catatan Najwa

Judul : Catatan Najwa
Pengarang : Najwa Shihab
Penerbit : Literati (imprint Lentera Hati)
Tahun : 2016
Dibaca : 25 November 2016 (via SCOOP)
Rating : ★★★

Beberapa waktu lalu "Mata Najwa" menghadirkan salah satu calon gubernur DKI Jakarta sebagai bintang tamu. Pada acara yang menspesialkan sang cagub itu Najwa Shihab telah memberikan pertanyaan-pertanyaan tegas dan menjurus bahkan sejak menit-menit pertama. Dari situ saja sangat terlihat kepiawaian Najwa sebagai jurnalis yang bertanya secara lugas menerabas para lawan bicaranya. "Mata Najwa" yang tak terlepas dari ikon Najwa Shihab bagai oase di tengah gurun acara televisi yang (kebanyakan) tak berisi. Seperti kata Jokpin, "Mata Najwa" membantu mata kita melihat dengan jernih perkara-perkara pelik di balik hiruk-pikuk politik, membedakan mana yang palsu mana yang asli, mana yang semu mana yang sejati.

Kekhasan dari "Mata Najwa" adalah—mari kita sebut—kata-kata mutiara yang tak pernah luput Najwa sampaikan pada akhir acara, yang selanjutnya ditutup dengan melodi gitar dari *band rock* lawas, Creed. Bagai ibadah yang bila tak ada maka merana. Inti dari acara berdurasi 90 menit itu tertuang pada ayat-ayat itu secara ekplisit dengan bahasa yang sedikit membelit agar lebih menggigit. Sejujurnya, bagian inilah yang kusuka dari "Mata Najwa".

Beberapa waktu lalu Najwa Shihab meluncurkan buku terbarunya bertajuk "Catatan Najwa". Buku berwarna dominan merah ini seperti melambangkan semangat membara yang tertuang melalui kata-kata di dalamnya. Kabarnya, buku ini berisi refleksi Najwa Shihab atas isu yang dibahas di program "Mata Najwa". Setelah menanti cukup lama bilamana Najwa menerbitkan buku tentang acara televisinya, aku antusias untuk menilik isinya. Berharap banyak hal bisa kutemukan tidak melulu soal isu politik dan hukum tetapi juga humaniora dan yang ringan-ringan.

Para Penyedia Layanan Book Subscription Box di Indonesia (Book Subscription Box - Part II)

Edited by Me

Melanjutkan bahasan tentang book subscription box atau kotak langganan buku, langsung saja kita cari tahu tentang para penyedia layanan kotak langganan buku yang ada di Indonesia. Pada artikel sebelumnya, aku mewawancarai empat penyedia layanan, kini aku tambahkan satu lagi penyedia layanan kotak langganan buku yang banyak teman-teman bilang bahwa ini yang pertama di Indonesia yaitu Peti Buku. Berikut penuturan para penyedia layanan tentang profil lengkap dan keunggulan dari masing-masing kotak langganan buku. Dengan pos ini, aku harap kamu bisa lebih mudah memutuskan kotak langganan buku asal Indonesia mana yang cocok dengan selera kamu.

23 November 2016

Ulasan Buku: Gabriel Finley and the Raven's Riddle

Judul : Gabriel Finley and the Raven's Riddle
Pengarang : George Hagen
Penerbit : Tiga Serangkai
Tahun : 2016
Dibaca : 20 November 2016
Rating : ★★★

"Gabriel, andai kau anak lain, akan kuminta kaulupakan ini. Tinggal di rumah, nikmati masa kanak-kanakmu. Tapi kau lain. Bicara dengan raven, terbang dengan mereka, lalu menguak rahasia kalung yang menjadi misteri seribu tahun—yah, entah apa yang mesti kukatakan, selain kau memang seperti ayahmu, dan kalau ada yang dapat menolongnya, pasti kau. Tapi tolong berhati-hatilah." (hal. 258)

Kata yang sering muncul pada buku ini adalah sebuah benda bernama torc. Benda yang cukup asing dan aku penasaran benda macam apa itu, apakah sebuah mahkota, kalung, atau cincin—aku yakin itu perhiasan. Yang pasti bukan tongkat karena benda itulah yang menyangga si torc ini, namun yang pasti torc benda kuno. Dan setelah cari tahu, aku menemukan torc adalah perhiasan kuno berbentuk cincin namun dipakai di leher, bisa juga disebut kalung tapi pembelitnya bukan rantai. Benda ini ditemukan oleh bangsa Celtic atau budaya Eropa Zaman Besi lainnya dari sekitar abad ke-8 Sebelum Masehi sampai abad ke-3 Masehi. Mereka yang mengenakannya diidentifikasikan sebagai orang yang berpangkat tinggi.

***

Gabriel Finley kehilangan ayahnya sejak tiga tahun lalu dan bertanya-tanya apakah sang ayah, Adam Finley, benar-benar meninggalkannya? Ia kini tinggal bersama Bibi Jaz dan harus menikmati masa-masa beranjak remajanya tanpa hadirnya sosok ayah. Kesukaannya terhadap teka-teki setidaknya memberikan hiburan tersendiri baginya. Kejutan dalam hidup Gabriel dimulai saat ia berulang tahun yang kedua belas. Ia mendapatkan hadiah sebuah buku harian yang ternyata adalah milik ayahnya! Setelah membuka buku harian itu, Gabriel yakin itu bukan buku harian biasa dan ia punya firasat dengan buku harian itu ia dapat menemukan sang ayah.

Gabriel mulai mencari tahu tentang buku harian itu dan di mana ayahnya. Bersama teman sekolahnya, Abigail, dan cewek yang tinggal serumah dengannya, Pamela, ia bertekad akan menemukan sang ayah yang ternyata ditahan oleh kakaknya sendiri bernama Corax Finley. Namun sebelumnya, ia bertemu dengan amicus-nya, burung raven bernama Paladin yang ternyata dapat bicara. Sebelum bertualang bersama teman-temannya, Gabriel dan Paladin harus lebih dulu menemukan keberadaan torc yang menjadi kunci utama petualangan mereka. Apakah mereka akan menemukan Adam Finley? Lalu, apakah kesukaan Gabriel pada teka-teki berguna dalam menjalankan misi ini?

20 November 2016

Seri #YaTuhan, Ketika Doa Tak Lagi Khusyuk


Apa makna doa bagimu? Sebagian orang menganggap doa sebagai keharusan untuk dipanjatkan agar selamat di sepanjang hidupnya dan kehidupan setelah kematian. Sebagian yang lain menganggap berharap sesuatu yang baik di masa depan adalah sebuah doa. Arti doa memang begitu universal. Terutama bagi yang beragama, doa masih semacam perlakuan sakral agar manusia merasa hidup. Permohonan, harapan, pujian, terhadap apa pun menjadi pengingat bahwa yang memanjatkannya masih mengaku berpijak di atas tanah. Dan tentu saja, doa harus dipanjatkan dengan sungguh-sungguh agar terkabul. Tapi apa jadinya jika doa itu terasa tak lagi khusyuk? Apakah akan meluruhkan kesakralannya?

***

Serumpun buku serial bertajuk #YaTuhan diterbitkan untuk menjawab pertanyaan di atas. Adalah Adityayoga dan Zinnia yang berani mengusung tema doa dalam karya borongan yang mereka terbitkan awal November ini. Lima buku serupa konsep ini memiliki perbedaan topik yang jarang dimunculkan tetapi begitu melekat dalam masyarakat beberapa tahun belakangan. Keduanya memilih doa untuk menyampaikan kritik sosial yang terjadi di masyarakat melalui kata-kata lawak yang dipanjatkan kepada Tuhan. Lucunya, kedua penulis buku serial ini berprofesi sebagai desainer grafis. Dan mereka menyampaikan aspirasinya melalui kata-kata, bukan gambar visual.

Berawal dari sampul bukunya yang sederhana namun penuh teka-teki, aku tertarik untuk membaca seri #YaTuhan ini. Kesemua judulnya memiliki tiga nomina yang berakhiran kata "doa". Tentu aku menebak ini adalah buku non-fiksi dengan segala petuah-petuah agamis yang memberikan pencerahan bagi yang membacanya. Sebelum membaca, aku juga sempat berpikir bahwa kelima buku ini punya daya untuk mempengaruhi pembaca untuk lebih bersyukur atas doa yang disematkan di dalamnya. Tebakanku salah dan, seusai membaca semuanya, aku malah lebih merasa getir-getir sedap ketimbang bersyukur. Setelahnya, aku sadar bahwa aku telah dibohongi oleh buku serial kurang ajar ini!

16 November 2016

Tentang Book Subscription Box yang Sedang Naik Daun di Indonesia (Book Subscription Box - Part I)

Edited by Me

Istilah book subscription box mungkin masih terdengar awam bagi kalangan pembaca di Indonesia. Bisa dibilang kotak langganan bulanan berisi buku ini baru naik daun sejak 2016 ini. Bermula dari banyaknya postingan artikel teman-teman di blog dan media sosial, aku penasaran dengan fenomena yang satu ini. Nah, karena kita orang Indonesia, bagaimana kalau kita ubah istilah book subscription box menjadi kotak langganan buku? Setuju? Setuju sajalah ya, biar cepat.

Awalnya, aku ingin menuliskan tentang pengetahuanku yang terbatas tentang kotak langganan semacam ini. Namun supaya lebih valid, aku mencoba menghubungi beberapa layanan kotak langganan buku yang sudah beroperasi di Indonesia. Setelah bertanya-tanya kepada beberapa teman di grup dan berselancar sendiri, akhirnya aku menemukan empat layanan kotak langganan buku yang berdomisili di Indonesia. Aku mengontak mereka dan masing-masing merespons positif permintaan untuk menjawab beberapa pertanyaan dariku.

Ada lima pertanyaan dasar yang kuajukan kepada masing-masing layanan yang kesemuanya menggunakan media sosial Instagram untuk membuka lapak layanan kotak langganan buku. Pertanyaannya adalah: (1) pengertian kotak langganan buku, (2) alasan mengapa membuka layanan ini di Indonesia mengingat minat bacanya rendah, (3) perbedaan masing-masing layanan dari layanan lainnya, (4) prediksi kotak langganan buku di masa depan, dan (5) profil singkat masing-masing layanan. Setelah menerima jawabannya, aku sempat bingung bagaimana cara menyampaikan semua jawaban karena begitu panjang. Jadi, aku memutuskan untuk membagi dua postingan artikel tentang kotak langganan buku.

12 November 2016

Ulasan Buku: Hikikomori-chan

Judul : Hikikomori-chan
Pengarang : Ghyna Amanda
Penerbit : Ice Cube
Tahun : 2015
Dibaca : 12 November 2016
Rating : ★★★

"Aku tadinya hampir bangkit untuk mencari tahu keberadaan pria asing itu, tapi aku mengurungkannya dan merebahkan tubuhku kembali." (hal. 44)

Hari Ayah di Indonesia bermula ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendeklarasikannya pada 12 November 2006 lalu di Solo. Uniknya, Hari Ayah digagas oleh sekumpulan wanita yang tergabung dalam Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Saat itu PPIP menggelar deklarasi Hari Bapak Nasional di Pendapa Gede Balai Kota Solo yang dihadiri ratusan orang dari berbagai kelompok masyarakat. PPIP dikenal sebagai komunitas komunikasi lintas agama. Deklarasi serupa juga digelar oleh anggota PPIP lainnya di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur. Sejak saat itulah, 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah di Indonesia.

***

Raisa sudah ditinggal ibunya sejak empat tahun lalu. Sejak saat itu, ia mengurung diri di kamar dan tidak memiliki daya dan keinginan bahkan untuk keluar dari kamarnya. Ia menganggap dirinya sebagai hikikomori yang merupakan perangai seseorang yang cenderung menutup dirinya sendiri dari dunia luar. Raisa bahkan hanya keluar untuk makan, mandi, dan pergi ke toilet. Ia tidak lagi bersekolah sejak lulus SMP yang bahkan ijazahnya masih ditahan oleh Jirou si Serakah.

Hal tersebut akan terus seperti itu jika saja Vincent Muffon tidak hadir dalam hidup Raisa. Pria asing yang mengaku sebagai suami Reina, ibunya Raisa. Gadis itu sontak kaget karena selama hidupnya ia tidak pernah kenal dengan ayah kandungnya, apalagi yang bernama Vincent Muffon. Pria tinggi besar yang kemudian disebutnya Kyoujin—sebutan raksasa yang berasal dari serial Jepang "Attack on Titan"—itu kemudian tinggal di rumah peninggalan sang ibu yang dihuni Raisa sampai sekarang. Kyoujin selalu membuatkannya makanan dan menjaga agar rumah tersebut tetap bersih. Hingga Raisa tersadar bahwa ia sedang membuka diri pada pria besar yang mengaku sebagai ayahnya itu. Apakah Kyoujin benar-benar ayahnya?

09 November 2016

Genius: Kisah 'Bromance' Penulis dan Editornya

Edited by Me

Sejujurnya aku harus menghitung banyak kancing dari baju yang kumiliki tentang haruskah aku menuliskan ulasan "Genius" atau tidak. Ini tentu beralasan. Aku tidak pernah sekalipun menulis ulasan film. Aku tidak tahu variabel-variabel yang harus diulas, tidak mengerti batasan sejauh mana aku harus menceritakan kisah di dalamnya, juga yang terpenting apakah nantinya aku malah membuat semacam *spoiler* yang sebagian besar orang membencinya. Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang sepertinya membuat karakter terlalu-banyak-berpikirku bekerja dengan baik. Tapi toh film adalah bentuk lain dari sebuah 'cerita' yang pastinya memiliki poin-poin untuk diulas.

***

Hari yang basah pada 1929 di New York, Maxwell 'Max' Perkins (diperankan oleh Colin Firth) dimohon untuk memeriksa sebuah naskah dari Aline Bernstein (diperankan oleh Nicole Kidman) yang adalah seorang desainer panggung. Lucunya, itu bukan naskah yang ditulisnya, naskah tersebut adalah milik Thomas 'Tom' Wolfe (diperankan oleh Jude Law) yang diakui sebagai "orang yang dilindungi" oleh wanita berparas cantik itu. Max membaca naskah tersebut seketika itu juga, bahkan membawanya ke rumah karena ia tidak berhenti membaca. Ada yang unik dari naskah yang sudah ditolak banyak penerbit lain itu. Keesokan harinya, Max meminta Tom datang ke kantor Charles Scribner's Sons. Sang editor memberitahukan penulis bahwa naskahnya akan naik cetak dan dijual ke publik.

Tom begitu senang dan mendedikasikan buku pertamanya yang awalnya ia beri judul "O Lost" itu kepada Aline Bernstein—bisa dibilang kekasihnya. Tak dinyana, "Look Homeward, Angel" menjadi buku terlarik di Amerika Serikat kala itu. Semua orang mengelu-elukan sang penulis. Ia diminta untuk cepat-cepat menerbitkan karya berikutnya. Dan pada saat itulah ketenarannya harus dibayar. Ia menulis satu naskah berjumlah puluhan ribu lembar tulisan yang jika dihitung-hitung bisa mencapai 5.000 halaman untuk sekali cetak. Max memintanya untuk bekerja keras memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Tom menurut. Karena ia lebih sering bersama dengan Max, Aline tersulut api dan berulah. Ada apa sebenarnya di balik kisah Tom dan Max? Kenapa Aline begitu cemburu akan kedekatan mereka berdua?

07 November 2016

Mengenal Asal-Usul Kambing Hitam pada Abad Pertengahan

Edited by Me
"Ain't I already been whipped twice today? Gaw! What's the prince done now?" (hal. 2)

Seorang anak ditakdirkan menjadi penerima hukuman bagi seorang pangeran cilik yang begitu bandel. Ia biasanya berasal dari kalangan bawah dan ditarik ke istana karena diiming-imingi hidup yang layak. Jika sang pangeran nakal, tidak patuh, tidak hormat, maka si anak deraan inilah yang harus menerima hukumannya. Di hadapan sang raja, sang pangeran yang bandel mendapatkan hukuman melalui si anak deraan, biasanya berbentuk cambuk. Alasannya sudah jelas, agar sang pangeran merasa bersalah setelah melihat si anak deraan kesakitan atas perlakuan yang sebenarnya dilakukan oleh sang pangeran itu sendiri. Pihak kerajaan tidak merasa itu hal yang salah, toh si anak deraan mendapatkan hidup yang layak di dalam istana dan itu adalah sebuah pekerjaan yang lumrah kala itu.

***

Itulah yang dialami Jemmy 'The Whipping Boy' setelah diambil ke istana setelah beberapa tahun. Hari itu Jemmy sudah menerima dua kali deraan dan akan mendapatkan yang ketiga setelah Prince Brat melakukan hal usil kepada raja dan ratu—menarik jatuh wig mereka saat makan malam bersama para tamu. Karena kelakuan Prince Brat itu, Jemmy mendapatkan 20 kali deraan. Dan itulah yang selalu Jemmy terima setiap hari; pekerjaannya, takdirnya. Namun sepertinya Prince Brat tidak merasakan secuil pun penyesalan atas apa yang seharusnya dia terima atas ulahnya itu. Tak hanya itu, malam itu juga Prince Brat mengunjungi kamar Jemmy dan mengatakan ia tidak puas atas apa yang diterima Jemmy dan ia memerintah agar Jemmy berteriak saat menerima setiap deraan yang menyakitkan itu bagai babi menguik.

Suatu malam Prince Brat meminta Jemmy untuk kabur dari istana. Tentu itu mengagetkan Jemmy karena: kenapa harus dia? Bukankah Prince Brat tidak menyukainya? Lalu, akan pergi ke mana mereka? Prince Brat tidak menyukai istana, ia harus belajar baca, tulis, hitung yang tidak bisa dilakukannya. Sang pangeran bahkan tidak bisa menuliskan namanya sendiri karena ia bisa menyuruh orang untuk membacanya. Begitupun untuk menulis dan menghitung. Tapi ia terlalu jenuh akan hal itu. Kisah ini dimulai ketika mereka berdua keluar dari istana menunggangi kuda. Petualangan apa yang akan mereka dapatkan? Akankah petualangan ini akan mengubah perangai dan tingkah laku Prince Brat? Oh, dan tentu saja ini kesempatan Jemmy untuk pergi selamanya dari pekerjaannya itu.

05 November 2016

Ulasan Buku: UnWholly

Judul : UnWholly (Unwind #2)
Pengarang : Neal Shusterman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2016
Dibaca : 29 Oktober 2016
Rating : ★★★★★

"Nikmati pengalaman berada di luar dirimu: Sambutlah keadaan terpisah-pisah." (hal. 122)

Para remaja dihadapkan kondisi suatu negara di mana mereka menjadi musuh sosial dan tidak diinginkan. Mereka yang penuh nafsu dan rasa ingin tahu, sulit diatur, nakal, tidak hormat terhadap orang tua, dan segudang masalah remaja lainnya menjadi alasan hal itu terjadi. Pemerintah memperbolehkan para orang tua yang memiliki anak seusia remaja di bawah 16 tahun untuk menyerahkan mereka untuk dipisahkan raganya. Hal itu baik karena daripada mereka merasa gagal sebagai orang tua untuk mendidik anak mereka, toh anak mereka yang begitu tidak bisa diatur ini bisa menjadi semacam penebusan dosa karena tubuh mereka nantinya akan lebih berguna bagi orang lain. Potongan tangan mereka bisa digunakan pelukis untuk membuat karya. Jantung mereka memberikan kehidupan baru bagi orang tua yang sekarat. Mata mereka dapat lebih berguna jika digunakan oleh para fotografer buta parsial untuk memotret dan menghasilkan gambar yang ciamik.

***

Petualangan Connor Lassiter, Risa Ward, dan Lev Calder berlanjut. Connor dan Risa yang berada di Kuburan Pesawat harus menutup rapat keberadaan mereka untuk keberlangsungan hidup lebih dari 700 Unwind desertir. Sebenarnya mereka menyebut diri mereka sendiri Wholly—utuh. Unwind adalah istilah yang diberikan oleh pemerintah atas mereka. Para Wholly masih tetap hidup di bawah bayang-bayang Resistansi Anti-Pemisahan (RAP), sebuah organisasi yang menentang pemisahan raga dengan menyelamatkan Unwind desertir. Namun mereka tidak terorganisasi sebaik yang dipikirkan orang. Akhir-akhir ini, RAP seringkali mengabaikan permintaaan logistik Kuburan Pesawat; persediaan obat pun tidak. Risa sangat membutuhkannya.

Di sisi lain, Lev yang terpisah dari Connor dan Risa harus melanjutkan hidup. Dihukum sebagai penepuk yang tidak penepuk, ia menjadi tahanan kota dan bersama Pastor Dan harus duduk di ruang hiburan penjara anak-anak setiap Minggu pagi dengan mengemban misi mulia; memberikan pelayanan kepada mereka. Suatu tragedi memilukan terjadi saat Hari Pramuka Putri dan Lev harus pergi sejauh mungkin dari tempat yang lebih dari setahun ia tinggali bersama Pastor Dan. Ia berada di mansion Cavenaugh dan perubahan drastis terjadi, ia dielu-elukan bagai nabi, bagai juru selamat, atas apa yang telah dilakukannya setahun lalu. Semuanya tidak akan sama lagi setelah hadirnya UnWholly—manusia tidak utuh—yang baru saja diciptakan. Apa yang terjadi pada mereka bertiga? Apakah Connor, Risa, dan Lev akan bersatu kembali?

31 Oktober 2016

Masha: Karya Supernatural Lokal Tanpa Mengekor Fantasi Luar?

Edited by Me

Halo, teman-teman! Kembali lagi dengan Bibli di sini! Siapa sangka kalau Posting Bareng BBI 2016 bulan ini mengambil tajuk supernatural. Dari sekian banyak tema yang bisa diambil dari Divisi Event untuk merayakan Halloween, kenapa tema supernatural yang diambil? Itu kan susah sekali. Apalagi hanya satu dua buku yang ada di timbunan Raafi dari tema tersebut—sedikit pilihan. Lagi pula Divisi Event kan bisa pilih tema lain seperti horor, misteri, thriller, atau hal paling simpel: muka Raafi.

Dan Raafi sudah menyerah untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan untuk Posting Bareng kali ini. Setelah absen pada Posting Bareng BBI bulan lalu, bulan ini tidak boleh tidak ikutan. Jadi, sekarang giliran Bibli yang ambil bagian. Setelah dikulik-kulik bahan apa yang cocok untuk tema supernatural, Bibli menemukan satu ulasan buku Raafi yang kurang lebih bersangkutan dengan tema tersebut. Adalah buku "Sumur Hitam" karya Haditha yang bertema klenik yang kakak-adikan dengan supernatural yang bisa dijadikan bahan. Tapi kan sudah dibuat ulasannya, lalu bagaimana? Karena Raafi sangat dekat dengan sang penulis, jadi Bibli mencoba untuk melakukan pendekatan.

Tidak. Tidak. Tidak sampai sejauh yang kamu bayangkan tentang pendekatan Bibli dengan pria yang akrab dipanggil Masha di kalangan komunitas Penggemar Novel Fantasi Indonesia (PNFI) ini. Bibli hanya betanya seputar buku-buku yang sudah diterbitkannya dan tentang menulis secara umum. Oh ya, penasaran karena ia dipanggil Masha? Karena dia namanya Haditha! Serius! Untuk kesopanan bagi yang lebih tua, kami menggunakan kata depan "Mas". Lalu, karena terlalu malas untuk mengetik spasi dan namanya yang terlalu panjang itu, maka kami semua mengubahkan nama panggilannya menjadi Masha, yang merupakan singkatan dari Mas Ha. Bukan masalah, toh dia menerimanya juga.

Ulasan Buku: Wonder

Judul : Wonder
Pengarang : R.J. Palacio
Penerbit : Atria
Tahun : 2012
Dibaca : 15 Oktober 2016
Rating : ★★★★★

"Anak itu benar. Aku makan seperti seekor kura-kura, kalau kau pernah melihat seekor kura-kura makan, Seperti makhluk rawa zaman prasejarah." (hal. 73)

Apa yang kamu harapkan dari sebuah buku anak-anak atau remaja tanggung? Bernostalgia dengan masa kecilmu atau masa sekolahmu? Mencari tahu kisah berbeda dari apa yang pernah kau alami? Atau hanya membacanya saja tanpa ekspektasi apa pun? Bagaimana jika buku tersebut adalah buku yang sangat ingin kaubaca dan orang-orang melabelinya buku bagus? Kau akan tetap tak akan berekspektasi apa pun atau kau memiliki harapan untuk percaya pada apa kata orang tentang buku tersebut?

***

August 'Auggie' Pullman tahu tahun ini tidak akan sama lagi ketika ia ditawari kedua orang tuanya untuk bersekolah di sekolah formal biasa. "Kelebihan" dirinya yang sedari kecil sudah disandangnya dan kesadarannya yang sudah beranjak remaja, ia tahu bahwa ia harus mencobanya. Setidaknya, tidak  boleh terus-terusan belajar di rumah bersama sang ibu. Jadi, ia memutuskan untuk melaksanakannya.

Auggie tahu semuanya tidak akan sama lagi saat menginjakkan kaki pertama kali di Beecher Prep. Saat ia bertemu Mr. Tushman sang kepala sekolah. Saat ia bertemu beberapa murid yang mengajaknya berkililing sekolah. Namun apa yang kauharapkan dari sebuah perubahan? Akhir yang bahagia tentu saja. Dan apakah Auggie yang berwajah buruk rupa akan merasakannya juga? Atau dia akan menyerah di tengah-tengah?

23 Oktober 2016

Festival Menulis: Membaca Adalah Modal Utama

 Edited by Me

Pada satu pagi, rekan komunitasku yang berdomisili di Ambon memberi informasi tentang Festival Menulis di Tempo. Ia hanya membuat pesan, "Pagi Bro. Ada festival menulis di Tempo tanggal 22 besok." Pagi itu tanggal 13 Oktober dan itu berarti kurang dari dua minggu sebelum acara. Aku mengulik apa itu Festival Menulis. Sebuah acara yang diselenggarakan Tempo Institute tentang kelas-kelas kepenulisan dalam satu hari. Tertarik? Tentu! Saat itu juga! Akhir-akhir ini, aku mulai tertarik dengan segala hal tentang menulis karena (1) itu sudah menjadi profesi utama dan (2) aku sadar bahwa menulis itu mengobati. Namun, kendala utama dari acara ini adalah acaranya berbayar. Waktu yang mepet dan tanpa persiapan apa pun menjadi kendala berikutnya.

Beruntungnya aku. Bang Steven, rekan komunitasku tersebut, dengan baik hati bersedia membayar kontribusi acara. Melihat peluang itu, aku tidak pikir dua kali. Kesempatan emas ini tak akan kulewatkan. Kendala waktu dan persiapan tidak kupikirkan lagi. Akhirnya, Sabtu kemarin (22/10) aku melenggangkan kaki pertama kali ke Gedung Tempo yang bau catnya masih menyengat itu dengan penuh harap dan antusiasme.

Aku sama sekali tidak tahu-menahu perihal acara yang akan kuikuti; bagaimana mekanisme acaranya, siapa saja pemateri dan latar belakangnya—kecuali Leila S. Chudori—serta harapan apa yang ingin kudapatkan setelah acara usai. Saat pendaftaran, aku diminta memilih kelas apa yang akan kuikuti. Aku sempat terdiam beberapa detik karena bingung mau pilih kelas yang mana. Tebersit keinginan untuk mengikuti kelas menulis fiksi bersama Lelia S. Chudori yang notabene seorang novelis dan peraih Khatulistiwa Literary Award, tapi aku bahkan tidak menulis hal lain selain artikel apalagi fiksi. Jadi, aku memutuskan memilih kelas menulis populer di media sosial dengan pemateri Mardiyah Chamim karena setidaknya aku generasi milenial yang sebagian besar waktunya digunakan untuk berselancar di media sosial. Selanjutnya, acara dimulai dengan pengantar dari setiap pemateri. Kecuali Arif Zulkifli yang hadir belakangan, Mardiyah Chamim, Leila S. Chudori, dan Eko Endarmoko menyambut para peserta di pagi berawan itu.

20 Oktober 2016

5 Hal dari Steal Like an Artist yang (Mungkin) Bisa Mengubah Hidupmu


Aku penasaran, apa yang kamu harap dapatkan dari setiap buku pengembangan diri yang kamu baca. Sebuah perubahan drastis yang akan membuatmu lebih baik atau hanya sebagai penyemangat hidup? Dari data yang kutemukan dalam sebuah riset, 51% partisipan membaca buku pengembangan diri karena keinginan untuk bertransisi yang langsung berdampak pada kehidupan mereka. Transisi di sini dibagi menjadi empat tipe yaitu: karier, hubungan, kesehatan atau kesejahteraan, dan kombinasi dari semua tipe tersebut. Salah satu partisipan yang membaca buku pengembangan diri untuk kariernya berkata, "Saya sudah bekerja selama satu tahun, lalu tiba-tiba saya dan beberapa rekan saya dipecat." Itulah mengapa ia membutuhkan sebuah buku untuk bertransisi dari kesialannya tersebut.

Well, aku tidak seserius itu. Pertama, aku jarang baca buku nonfiksi apalagi genre pengembangan diri. Kedua, aku selalu tidak sejalan dengan bahan bacaan nonfiksi bagai buku teks mata pelajaran sekolah yang kaku. Ketiga, saat sekali-kalinya baca buku pengembangan diri, aku membacanya hanya untuk "membaca" tanpa berharap perubahan dalam kehidupan yang sebenarnya sudah lebih dari 20 tahun kujalani. Nggak ngefek, istilahnya.

Lalu hadirlah buku ini yang meruntuhkan segala persepsiku tentang buku nonfiksi lebih-lebih pengembangan diri. Seperti tersihir, karya pertama Austin Kleon yang kubaca ini membuatku ingin segera melakukan apa yang tertulis di dalamnya. Aku merasa bertalian dengan hal-hal yang diangkat oleh buku ini; tentang kreativitas, tentang ide, dan tentang mencuri yang sudah ada dan menciptakan yang baru.

Seperti yang tertulis pada halaman terakhir buku ini bahwa tidak semua nasihat itu sehat—jangan ragu mengambil yang sesuai, dan abaikan lainnya—aku pun tidak menelan bulat-bulat semua petuah sang penulis. Kalau penulis membuat tagline 10 hal yang tak seorang pun beri tahu tentang menjadi kreatif, maka aku mengambil lima hal yang mungkin bisa mengubah hidupku secara personal, dan hidupmu secara umum. Ini berdasarkan aku yang merasa tertampar, tertohok, dan tergurui oleh hal-hal tersebut. Berikut daftarnya.

19 Oktober 2016

Ulasan Buku: The Magician's Elephant

Judul : Gajah Sang Penyihir
Judul Asli : The Magician's Elephant
Pengarang : Kate DiCamillo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2009
Dibaca : 3 Oktober 2016
Rating : ★★★★

"Sambil menatap kota, Peter memutuskan bahwa punya harapan itu menyedihkan dan rumit. Mungkin lebih gampang berputus asa saja." (hal. 40)

Apa yang akan kamu lakukan ketika tahu kamu belum membaca buku lain karya penulis favoritmu? Lalu bagaimana jika temanmu menilai biasa saja dari buku karya penulis favoritmu itu? Mengetahui buku ini dari lini masa Goodreads ketika seorang teman usai membacanya dan menilainya dua dari lima. Alasannya karena ini buku anak-anak dan ia tidak mengerti dengan—entahlah, mungkin ceritanya atau tokoh-tokohnya yang banyak. Dan aku tahu ia membaca buku karya salah satu penulis favoritku. Aku segera menghubunginya untuk segera membacanya. Serasa tidak puas meminjamnya, aku bersikukuh untuk membeli buku miliknya ini. Tapi pada akhirnya, ia memberikannya cuma-cuma kepadaku. Toh ia pun tidak begitu mengerti bukunya. Bukan begitu, Mas Gentur?

***

Buku ini bercerita tentang seorang gajah. Gajah yang tiba-tiba muncul ketika seorang penyihir—atau sebenarnya pesulap—sedang melakukan triknya di depan banyak penonton. Kala sang penyihir bermaksud memunculkan lili dan memberikannya kepada Madam LaVaughn, gajah tiba-tiba jatuh menerobos langit-langit gedung. Seketika itu kaki sang wanita bangsawan hancur dan ia harus menggunakan kursi roda. Sang penyihir dipenjara, begitupun dengan sang gajah yang tak mengerti apa-apa.

Peter Augustus Duchene mempertaruhkan uang yang seharusnya digunakannya membeli bahan makan malam untuk membayar jasa peramal. Ia tahu ini gegabah dan mantan tentara tua bernama Vilna Lutz akan marah padanya. Tapi ia ingin tahu di mana keluarganya berada, terutama adik perempuannya yang disebutkan Vilna Lutz sudah meninggal sesaat setelah lahir itu. Si peramal bilang masih hidup! Adik perempuan Peter masih hidup! Dan mereka akan dipertemukan oleh seekor gajah! Apakah ramalan itu benar-benar akan terjadi?

13 Oktober 2016

3 "Keanehan" dalam Miss Peregrine's Home for Peculiar Children


Pertama-tama, mari kita panjatkan puji syukur karena Bibli bisa kembali berkontribusi pada blog ini. Sudah sekitar 8 bulan sejak Bibli membuat postingan perkara hari Kasih Sayang, kali ini Bibli akan menceritakan apa yang sudah Raafi bisikkan ke telinga Bibli tentang buku yang baru saja—nggak baru juga sih, udah beberapa hari yang lalu—Raafi baca, "Miss Peregrine's Home for Peculiar Children" atau yang penerbit-suka-terjemahin-judul ini terjemahkan menjadi "Rumah Miss Peregrine untuk Anak-Anak Aneh". Nah, sekarang terserah kamu mau pilih yang mana. Karena Bibli anaknya simpel banget, jadi Bibli sebut MPHfPC saja ya, biar sebelas-dua belas sama MPASI.

Jadi, Raafi bilang kalau buku ini sedikit lambat alurnya. Konflik cerita baru muncul pada beberapa halaman setelah setengah buku (ngerti kan maksud Bibli?). Lalu, dari halaman pertama sampai pertengahan isinya apa? Narasi tentang Jacob, sang tokoh utama, yang galau apakah dia harus percaya kata-kata sang kakek atau harus terus melanjutkan hidup sebagai anak magang "spesial" di supermarket milik keluarganya. Kemudian terjadilah hal tak terduga yang membuatnya bisa melihat hal "aneh", semacam monster. Awalnya dia terkejut dengan apa yang dilihatnya sampai ia menggambarkannya sendiri dan menyebutnya monster. Lalu? Dia dianggap gila! Gila kan orang-orang? Halo! Kalau memang dia "benar-benar" melihat monster, kenapa malah dianggap tidak waras?

Bibli tidak akan menceritakan lebih jauh tentang Jacob yang dianggap gila dan diharuskan periksa kepada psikiater tapi malah jalan-jalan ke sebuah pulau yang Raafi bilang mengingatkannya pada deskripsi pulau di buku "And Then There Were None". Oke. Baiklah. Terserahnya saja. Tapi setelah dipikir-pikir, terlepas dari alur yang lambat dan orang-orang gila yang menganggap orang-orang lainnya gila, ada tiga keanehan utama yang membuat buku ini unik dan "aneh". Apa saja?

05 Oktober 2016

Ulasan Buku: The Kite Runner

Judul : The Kite Runner
Pengarang : Khaled Hosseini
Penerbit : Qanita
Tahun : 2010
Dibaca : 25 September 2016
Rating : ★★★★★

"Baiklah, apa pun yang diajarkan mullah itu padamu, hanya ada satu macam dosa, hanya satu. Yaitu mencuri. Dosa-dosa yang lain adalah variasi dari dosa itu. Kau paham?" (hal. 34)

Sebentar. Aku merasa berbeda ketika melihat ulasan buku-bukuku sekitar setahun apalagi tiga tahun lalu. Aku bahkan hanya mengulas dalam beberapa kalimat yang dibagi-bagi menjadi paragraf. Kenapa aku membahas hal ini? Karena aku melihat-lihat ulasan buku Khaled Hosseini: A Thoushand Splendid Suns yang kubaca pada Juli 2013. Bahkan ulasan pada tahun lalu pun masih jauh lebih sedikit ketimbang ulasan yang kutulis akhir-akhir ini, seperti pada ulasan The Kite Runner: Graphic Novel yang kubaca pada Juni 2015. Kau tahu, bahkan melalui tulisan saja terlihat jelas bahwa orang-orang itu berubah. People change.

***

Hassan dan Ali akhirnya pergi setelah apa yang Amir lakukan pada mereka—terutama pada Hassan. Amir telah meninggalkan hadiah ulang tahunnya di kediaman Ali dan menuduh Hassan yang mencurinya. Tentu saja ayah Amir bertanya kebenarannya pada Hassan, namun Hassan tetap tutup mulut.

Amir dewasa harus menebusnya. Ia tahu apa yang dilakukannya di masa lalu telah menghantuinya selama ini. Meninggalkan istrinya di California, Amir harus kembali ke Kabul untuk menjemput seorang anak laki-laki. Anak yang menjadi budak musuhnya, Assef. Anak yang memiliki keinginan kecil untuk tidak ditempatkan di panti asuhan. Anak yang pada akhirnya Amir tahu masih sedarah dengannya.

02 Oktober 2016

Ulasan Buku: Oliver Twist

Judul : Oliver Twist
Pengarang : Charles Dickens
Penerbit : Narasi
Tahun : 2015
Dibaca : 18 Agustus 2016
Rating : ★★★

Membaca karya penulis klasik seperti sebuah pencapaian, apalagi karya tersebut adalah karya ikonis sang penulis. Setiap mendengar nama Charles Dickens, yang terlintas di benak orang-orang adalah Oliver Twist yang pertama kali terbit pada 1837, walaupun setahun sebelumnya sang maestro telah menerbitkan kumpulan tulisan "Sketches by Boz" dan angsuran novel "The Paperwicks Paper" yang pertama hingga dijadikan novel pada 1837 juga; dua karyanya yang mungkin asing di telinga para pembaca literatur. Setelah itu, pria kelahiran 1812 ini menelurkan sejumlah buku yang tak kalah mendunia, antara lain "Great Expectations" dan "A Christmas Carol".

***

Oliver Twist kecil tak akan menyangka bahwa hidupnya akan seberat ini. Setelah ditinggal mati sang ibu, ia hidup terlunta-lunta, dari hidup bersama 20-an anak di rumah Bu Mann, lalu berpindah ke rumah penampungan milik Pak Bumble, lalu dijual ke Pak Sowerberry si tukang peti mati. Oliver harus tidur di salah satu peti mati di rumah Pak Sowerberry, sampai ia tidak tahan dengan anak lain yang bernama Noah karena mengejek ibunya yang katanya "bukan wanita baik-baik".

Oliver Twist akhirnya memberanikan diri untuk kabur dari tempat tinggal Pak Sowerberry, ia bertekad menuju London. Setelah berhari-hari, ia sampai tujuan dan bertemu dengan anak laki-laki bernama Jack Dawkins. Jack Dawkins membawanya ke sebuah tempat dan diperkenalkan dengan seorang pria bernama Fagin yang mengambil semua barang-barang Oliver untuk dicuci. Ternyata di balik kebaikannya, Fagin ada maksud tertentu pada Oliver dan semua anak-anak yang tidur di tempatnya. Sepertinya, hal-hal buruk selalu menimpa Oliver Twist sampai ia bertemu dengan seorang lelaki tua yang biasa dipanggil Pak Brownlow.