29 Maret 2014

Snake

Sampul
Judul : Ular
Judul Asli : Snake (The Five Ancestors #3)
Pengarang : Jeff Stone
Penerbit : teen@noura (Noura Books)
Tahun : 2013
Dibaca : 27 Maret 2014
Rating : ★★★

Sekali lagi, untuk ke sekian kalinya aku khawatir dengan novel berseri banyak. Tadinya aku tidak ingin cepat-cepat membacanya karena baru diterjemahkan sampai buku ketiga ini. Tapi, aku harus membacanya karena tidak bisa menunggu sampai kapanpun dengan cerita yang semakin lama semakin kompleks dan alurnya semakin cepat. Sungguh memikat! Aku sangat berharap penerbit akan menerbitkan lanjutan seri ini...

Cerita lagi-lagi bermula ketika penyerangan Ying ke Kuil Changzen, tetapi dari sudut pandang Seh. Tentu saja. Itulah yang membuatku sedikit bosan. Lagi-lagi penyerangan Ying ke Kuil Changzen, lagi-lagi ketika setiap kelima biksu muda berbakat mulai berpencar. Yang membuatku bertanya-tanya adalah pesan Mahaguru yang sepertinya tidak begitu didengarkan oleh kelima biksu ini. Bukankah mereka harus berpencar ke setiap penjuru mata angin? Tetapi mereka pada akhirnya bertemu kembali. Hmm?

Tranlated
Jadi, aku akan menceritakan tentang si biksu ular bernama Seh. Seh terlalu dingin dan tidak suka bercanda. Dengan sikap dinginnya itu, Seh dapat berdiam diri atau mengendap hingga tidak ketahuan oleh orang lain, karena dia dapat menghilangkan chi (energi) dan mengetahuinya bila ada yang mendekat. Dengan bakatnya itu pula, Seh dapat menggali informasi lebih banyak tentang masa lalu. Seh hanya berdiam diri dan mendengarkan setiap percakapan yang informasinya dia butuhkan. Mengagumkan...

Seh melanjutkan ke Kuil Shaolin. Kali ini Seh bertemu dengan saudara-saudaranya, Fu dan Malao yang pada akhirnya bersama-sama pergi menuju markas para bandit dan ke Kaifeng. Ceritanya beralur cepat sehingga tidak terasa membacanya. Dan ya... di akhir novel ini, ketiga saudara bertemu dengan Hok, si Bangau. Ah, aku ingin segera tahu tentang Hok!

***

Kisahnya memang cocok bagi remaja. Mengajarkan tentang arti persahabatan dan saling menghargai antar sesama juga kepada orang yang lebih tua. Selain itu, tentang bagaimana tidak begitu saja menerima informasi secara bulat-bulat karena belum tentu itu benar.

"... dia tahu persis apa yang harus dia lakukan; mendapatkan lebih banyak informasi. Memata-matai Mahaguru telah mengajarkannya bahwa lebih banyak informasi yang dimiliki seseorang, semakin besar pengaruh yang dimiliki orang tersebut. Dan, dengan informasi yang cukup, seseorang bisa meyakinkan banyak orang untuk bekerja sama dengannya." (hal. 20)

Seri sebelumnya:

Tidak ada komentar :

Posting Komentar