19 Oktober 2016

Ulasan Buku: The Magician's Elephant

Judul : Gajah Sang Penyihir
Judul Asli : The Magician's Elephant
Pengarang : Kate DiCamillo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2009
Dibaca : 3 Oktober 2016
Rating : ★★★★

"Sambil menatap kota, Peter memutuskan bahwa punya harapan itu menyedihkan dan rumit. Mungkin lebih gampang berputus asa saja." (hal. 40)

Apa yang akan kamu lakukan ketika tahu kamu belum membaca buku lain karya penulis favoritmu? Lalu bagaimana jika temanmu menilai biasa saja dari buku karya penulis favoritmu itu? Mengetahui buku ini dari lini masa Goodreads ketika seorang teman usai membacanya dan menilainya dua dari lima. Alasannya karena ini buku anak-anak dan ia tidak mengerti dengan—entahlah, mungkin ceritanya atau tokoh-tokohnya yang banyak. Dan aku tahu ia membaca buku karya salah satu penulis favoritku. Aku segera menghubunginya untuk segera membacanya. Serasa tidak puas meminjamnya, aku bersikukuh untuk membeli buku miliknya ini. Tapi pada akhirnya, ia memberikannya cuma-cuma kepadaku. Toh ia pun tidak begitu mengerti bukunya. Bukan begitu, Mas Gentur?

***

Buku ini bercerita tentang seorang gajah. Gajah yang tiba-tiba muncul ketika seorang penyihir—atau sebenarnya pesulap—sedang melakukan triknya di depan banyak penonton. Kala sang penyihir bermaksud memunculkan lili dan memberikannya kepada Madam LaVaughn, gajah tiba-tiba jatuh menerobos langit-langit gedung. Seketika itu kaki sang wanita bangsawan hancur dan ia harus menggunakan kursi roda. Sang penyihir dipenjara, begitupun dengan sang gajah yang tak mengerti apa-apa.

Peter Augustus Duchene mempertaruhkan uang yang seharusnya digunakannya membeli bahan makan malam untuk membayar jasa peramal. Ia tahu ini gegabah dan mantan tentara tua bernama Vilna Lutz akan marah padanya. Tapi ia ingin tahu di mana keluarganya berada, terutama adik perempuannya yang disebutkan Vilna Lutz sudah meninggal sesaat setelah lahir itu. Si peramal bilang masih hidup! Adik perempuan Peter masih hidup! Dan mereka akan dipertemukan oleh seekor gajah! Apakah ramalan itu benar-benar akan terjadi?

***

Di atas aku menyebutkan penyihir dan pesulap yang sebenarnya jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sama-sama magician. Jadi aku penasaran dengan perbedaan penyihir dan pesulap. Sejauh pengetahuanku, penyihir adalah mereka yang melakukan triknya dengan hal-hal yang dianggap tabu dan mereka begitu kolot karena biasanya merapal mantra! Berbeda dengan pesulap yang menggunakan barang-barang rumit kekinian untuk melancarkan aksinya dan sepertinya pesulap lebih untuk hiburan. Dalam KBBI versi IV, sihir adalah perbuatan ajaib yang dilakukan dengan pesona dan kekuatan gaib. Sedangkan sulap adalah pertunjukan berbuat sesuatu yang menakjubkan dan atau silap mata.

"Sulap selalu mustahil. Diawali dengan yang mustahil, diakhiri dengan yang mustahil, dan di antaranya juga mustahil. Karena itu namanya sihir." (hal. 112)

Bisakah melihat kejanggalan pada kutipan di atas? Sulap yang tiba-tiba menjadi sihir? Dan aku memang melihat magician pada buku ini lebih condong pada arti seorang pesulap daripada penyihir. Disebutkan di atas bahwa pesulap berbuat sesuatu yang menakjubkan, seperti yang dilakukan magician pada buku ini yang bisa memunculkan seekor gajah dalam aksinya. Dan buku ini tidak menyebut-nyebutkan tentang mantra simsalabim atau apa pun. Jadi, apakah semestinya judulnya diganti menjadi "Gajah Sang Pesulap"? Mungkin terlihat kurang 'berfantasi', tapi lebih tepat. Oke, aku bahkan memerlukan dua paragraf untuk membahas hal seperti ini. Bagus sekali.

Dan akhirnya aku membaca karya lain Kate DiCamillo! Penulis wanita pertama yang menjadi favoritku dan menggeser penulis lainnya. Aku tahu aku akan selalu menyukai kisah-kisah yang dituturkan olehnya. Dan uniknya, penulis selalu membawa seekor hewan dalam setiap bukunya. Sebut saja gajah pada buku ini, lalu ada anjing, tikus, kelinci, harimau, dan tupai! Aku tidak akan memberi tahu hewan apa pada buku yang mana. Kau harus mencari tahunya sendiri. Yang aku tekankan adalah betapa penulis lihai memasukkan tokoh hewan yang selalu penting dalam setiap cerita di bukunya. Itu menjadi kekagumanku sehingga menjadikannya salah satu penulis favoritku.

Sebenarnya betul dengan pendapat Mas Gentur tentang tokoh-tokoh pada buku ini yang terlalu banyak. Mengingat buku ini hanya setipis lapisan air yang beku nan rapuh, seharusnya penulis sedikit mempertimbangkan jumlah tokohnya. Tapi aku kan bukan si pengingat nama tokoh, aku si pengingat cerita. Tidak peduli seberapa banyak tokoh yang dilibatkan, aku akan menyukainya jika memang ceritanya bagus. Apalagi dari buku karangan penulis favorit! Sedikit subyektif memang.


Selalu ada bagian yang membuat hati menghangat dari kisah-kisah Kate DiCamillo. Pada buku ini, aku merasakannya pada beberapa adegan; ketika keinginan Peter akhirnya terkabul dan ketika sang penyihir bertemu terakhir kali dengan Madam LaVaughn. Dan sepertinya ada yang lain lagi tapi aku tidak ingat.

Buku ini berkisah tentang keinginan dan mimpi dan harapan. Bahkan hal-hal yang mustahil sekalipun. Sepertinya penulis ingin mengajak pembaca untuk mengejar keinginannya, mimpinya, dan harapannya hingga tercapai. Kamu pasti merasa bahwa semuanya tidak mudah atau bahkan mustahil, tapi percayalah akan hal itu dan teruslah berusaha mencapainya. Ketahuilah ada akhir bahagia yang menjemputkan setelahnya. Begitu sederhana kan? Tapi hal-hal semacam inilah yang biasanya luput, dan penulis ingin mengungkapkannya kembali melalui caranya. Melalui gajah sang penyihir.

Oh ya, buku ini juga didampingi dengan ilustrasi keren karya Yoko Tanaka yang juga biasa tersemat di beberapa karya Kate DiCamillo yang lain. Dan sepertinya buku ini sudah susah dicari karena aku pun bahkan tidak mengetahuinya. Pada halaman informasi depan, buku ini memang terbit pada 2009 dan sepertinya tidak cetak ulang. Jadi, untuk kamu yang mau membacanya, silakan berusaha lebih keras ya! Bagai Peter yang berusaha mencari adik perempuannya.

"Dan diam-diam, jauh di dalam hati, walau tahu itu tidak mungkin, masing-masing berharap bahwa dengan melihat gajah itu saja, harapan, keinginan, dan kerinduan mereka akan terwujud." (hal. 84)

Baca juga ulasan karya Kate DiCamillo lainnya: ada si kelinci di The Miraculous Journey of Edward Tulane, si anjing di Because of Winn-Dixie, lalu si tikus di The Tale of Despereaux, dan si tupai di Flora & Ulysses.

Ulasan ini untuk tantangan FSFD Reading Challenge 2016 kategori [2] Stand Alone.

1 komentar :