19 Mei 2016

Ulasan Buku: The BFG

Sampul
Judul : Raksasa Besar yang Baik
Judul Asli : The BFG
Pengarang : Roald Dahl
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 6 Mei 2016
Rating : ★★★

"Aku menelan tomat manusia! Tidak pernah! Yang lain, ya! Semua raksasa yang lain menelan manusia setiap malam, tapi aku tidak! Aku satu-satunya raksasa baik dan remah-temah di Negeri Raksasa! Aku si BIG FRIENDLY GIANT! Raksasa Besar yang Baik! Aku si BFG. Siapa namamu?" (hal. 28 - 29)

Mungkin aku salah membaca "A Monster Calls" terlebih dahulu dan membaca ini belakangan. Aku mulai membandingkan raksasa di sana dengan di sini. Dan tentu saja, yang di sini lebih ceria dan terlihat nyata dan lebih mudah-disayang. Tapi aku tetap membandingkannya. Bahkan aku sempat berpikir jika Connor bertemu BFG, mungkin hidupnya akan sedikit lebih menyenangkan. Yah, memang sasaran pembacanya juga berbeda.


***

BFG singkatan dari Big Friendly Giant. Si Raksasa Baik ini melakukan hal yang selalu dilakukannya setiap malam: menyerahkan mimpi kepada anak-anak yang sedang tidur. Sayangnya, Sophie melihat si raksasa malam itu. Tanpa pikir panjang, BFG membawa Sophie pergi karena takut diketahui manusia lain.

Di kediamannya, BFG memiliki banyak sekali toples warna-warni. Toples itu berisi mimpi dari yang bernuansa suram dan menyedihkan sampai membahagiakan. Ternyata BFG setiap malam menyalurkan mimpi-mimpi kepada anak-anak. Hanya malam itu saja ketika Sophie satu-satunya anak yang melihat si raksasa dan terpaksa BFG membawa Sophie ke kediamannya. Lalu bagaimana Sophie bisa pulang?

***

Aku salut kepada penerjemah. Jadi, BFG tidak pernah belajar membaca dan menulis dan mengeja, sehingga kalimat yang diucapkannya kacau-balau. Aku pasti akan pusing tujuh keliling kalau baca versi aslinya karena kalimat-kalimat si raksasa pasti begitu asingditambah perbendaharaan kata Bahasa Inggris-ku yang minim. Dan ketika baca terjemahannya pun, aku masih harus fokus buat menginterpretasikan kalimat-kalimat si raksasa; seperti "tomat manusia" atau "selera makan yang gerimang gedumbrang". Dan bagaimana penerjemah mengalihbahasakannya membuatku berpikir, "Dia bisa melokalisasi dan menyamaratakan arti ucapan-ucapan si raksasa ini!" Dan aku begitu terkesan dengan hal itu!

Lalu, sebenarnya apa yang ingin disampaikan penulis? Tentang sikap sombong manusia yang mengaku paling pandai, bisa jadi. BFG selalu nyinyir ketika Sophie bertanya apa yang tidak diketahui dan BFG menggenerelasasikannya dengan umpatan semacam: "Oh, dasar manusia, otak kepiting! padahal dia sekolah." Sederhana memang. Ini kan buku anak-anak. Ada banyak hal yang bisa kauceritakan kepada mereka tanpa harus membuatnya rumit.

Bagian yang paling disukai: ketika Sophie membaca label pada botol-botol mimpi anak laki-laki. Aku selalu bertanya-tanya bagaimana cara kerja mimpi, yang aku yakin belum ada studi ilmiahnya. Tapi kalau saja seperti yang diceritakan pada buku ini, aku akan meminta BFG untuk menyerahkan mimpi padaku tentang seorang anak yang ingin menjadi penyanyi terkenal yang bahkan disegani oleh semua orang; dan anak itu adalah aku.

Dan bagaimana Ratu Inggris tiba-tiba hadir menjadi karakter fiksional di buku ini, aku membayangkan Her Majesty Elizabeth II yang beberapa waktu lalu berulang tahun ke-90 itu melakukan hal-hal konyol bersama Sophie dan BFG. Aku masih sedikit kecewa kepada diriku sendiri: terkantuk-kantuk ketika membaca. Apa aku sudah terlalu "dewasa" untuk buku anak-anak semacam ini? Tapi, tentu tidak sabar dengan filmnya! 



Ulasan ini untuk tantangan FSFD Reading Challenge 2016 kategori [4] Movie to Release.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar