28 April 2015

Girl of Nightmares

Pengarang : Kendare Blake
Penerbit : Mizan Fantasi (Noura Books)
Tahun : 2014
Dibaca : 27 April 2015
Rating : ★★★

Aku tercenung di halaman-halaman awal. Aku tidak begitu menikmati seri sebelumnya karena suntingan yang tidak mulus, akhirnya aku bisa mengikuti buku kedua ini. Jadi, aku optimis menyelesaikan buku yang semoga saja benar-benar pamungkas ini. Ceritanya lebih terarah; tujuan yang diinginkan Cas tampak jelas.

***

Setelah kejadian enam bulan lalu yang membuat Anna menghilang, Cas kembali terngiang-ngiang citra Anna. Dia selalu ada dalam mimpinya, dalam lamunannya. Dia akan menikmati bila hal-hal itu menyenangkan, tetapi mimpinya selalu buruk. Segala pikiran tentang Anna adalah gadis yang menjerit kesakitan, seperti dia tidak berada sesuai tempatnya.

Tentu saja hal itu membuat Cas gentar. Bersama Thomas dan Carmel, sahabatnya sejak pindah ke Thunder Bay, Thomas mencoba segala cara untuk mencari jawaban tentang Anna. Hingga pertanyaan itu terjawab, Cas lagi-lagi dibawa ke situasi genting ketika nyawanya adalah harga yang harus dibayar.

***

See? Dari gambaran di atas, Cas ingin mencari tahu di mana Anna. Hal itu terlihat sejak awal cerita, ketika Cas memimpikan Anna. Tidak seperti buku pertama yang banyak aksi tetapi tidak terlalu tergambar jelas ceritanya, buku ini walaupun tidak banyak aksi, terlihat tujuannya. Jadi aku hanya tinggal mengikuti Cas untuk mencari jawabannya.

Sejujurnya, aku juga lebih mengunggulkan buku ini daripada buku pertamanya. Dari segi teknis penyuntingan, tidak perlu susah-payah membaca ulang setiap kalimat pada buku ini. Walaupun masih ada inkonsistensi kata seperti "iya" dan "ya", itu tidak jadi masalah. Dan typo-nya juga tidak banyak.

Loch Etive, dataran tinggi di barat laut Skotlandia
Aku hanya tidak suka dengan karakter Cas di akhir cerita. Ketika ada adegan aksi yang seharusnya dia, sebagai pria ber-atheme, yang diungguli untuk membunuh hantu, malah lebih banyak diam dan terhenyak dalam deskripsinya sendiri. Membiarkan dua gadis lain yang bersamanya untuk melawan monster. Cas, mana keberanianmu?

Secara keseluruhan, aku puas dengan buku ini. Aku, sebagai pembaca, diajak merasa takut dan tegang dengan horor yang terdeskripsi baik. Aku penasaran dengan Glasgow dan Loch Etive yang menjadi latar buku ini. Dan semua pertanyaan Cas tentang Anna dan pertanyaan lain yang timbul pada buku ini, terjawab semua. Jadi, semoga memang benar ini adalah buku pamungkas.

"Aku juga mendengar suara Ayah, menasihatiku seperti biasa, bahwa tak ada alasan untuk tidak merasa takut. Ayah berkata bahwa rasa takutlah yang membuat kita tetap waspada, bahwa rasa takutlah yang membuat kita menjaga nyawa baik-baik." (hal. 254)

Ulasan ini untuk tantangan Young Adult Reading Challenge 2015.

Buku pertama: Anna Dressed in Blood (Anna, #1)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar